Gaza, SPNA - Direktur Eksekutif Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Catherine Russell, pada Selasa (14/11/2023), mengumumkan bahwa terdapat lebih dari satu juta anak yang tinggal dan hidup di Jalur Gaza, di mana banyak anak-anak tersebut masih hilang atau berada di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat pemboman Israel.
Catherine Russell mengatakan bahwa sekitar 4.600 anak-anak meninggal dunia dan sekitar 9.000 lainnya mengalami luka-luka akibat pemboman Israel yang masih terus berlangsung hingga hari ini.
“Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza bagi satu juta anak. Banyak anak hilang dan mungkin masih berada di bawah reruntuhan bangunan,” kata Catherine Russell.
Catherine Russell menekankan bahwa pembukaan perbatasan Rafah yang hanya bersifat sementara untuk membawa bantuan kemanusiaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Ia menambahkan bahwa pada saat musim dingin yang sedang mendekat, kebutuhan bahan bakar akan sangat penting dan sangat dibutuhkan.
UNICEF sebelumnya menyebutkan bahwa lebih dari 400 anak terbunuh dan terluka setiap hari di Jalur Gaza akibat serangan yang dilancarkan Israel.
Sementara itu, hingga pada hari ke-39 perang di Jalur Gaza, Israel masih terus melakukan pemboman intensif di beberapa lokasi di Jalur Gaza. Militer pendudukan Israel menyerang dan menargetkan apa saja, khususnya rumah sakit, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka pada penduduk sipil. Kantor media pemerintah Palestina di Jalur Gaza menyebutkan bahwa tentara Israel telah menjatuhkan sekitar 32.000 ton bahan peledak atau sekitar lebih 13.000 bom sejak 7 Oktober lalu.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, hingga pada Selasa (14/11/2023), sebanyak 11.320 penduduk Palestina meninggal dunia dalam serangan udara militer pendudukan Israel, termasuk di antaranya 4.650 anak-anak dan 3.145 perempuan, serta lebih 29.500 orang mengalami luka-luka. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat 3.600 laporan orang hilang, termasuk 1.755 anak-anak yang masih tertimbun reruntuhan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza menambahkan bahwa sebanyak 198 tenaga kesehatan meninggal dunia akibat serangan Israel, termasuk di antaranya dokter, perawat, dan paramedis. Sebanyak 51 jurnalis meninggal dunia akibat serangan Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic)