Tel Aviv, SPNA – Israel dan Pejuang Hamas, Rabu (22/11/2023), resmi menyepakati kesepakatan gencatan senjata sementara selama 4 hari, dimulai sejak Kamis (23/11/2023).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyifatkan kesepakatan tersebut sebagai “keputusan tepat.” Namun demikian, dia mengaskan bahwa perang akan tetap berlangsung setelahnya, sampai semua tawanan Israel berhasil dikembalikan dari Gaza dan Hamas dilenyapkan.
“Saya ingin jelas di sini, bahwa perang terus berlangsung sampai tujuan kita tercapai, yaitu mengembalikan semua tawanan dan melenyapkan Hamas.” Ucapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dan Menteri di Dewan Militer Israel, Benny Gantz, Rabu (22/11/2023).
Netanyahu menyampaikan bahwa masa tenang ini akan dimanfaatkan untuk persiapan militer guna melanjutkan agresi yang baru. Tahanan Palestina yang akan dibebaskan, jelasnya juga tidak termasuk mereka yang terlibat kasus pembunuhan warga Israel.
Netanyahu menggarisbawahi bahwa setiap pelanggaran atas poin kesepakatan tidak akan pernah ditolerir. Kampanye militer Israel di Gaza bisa saja kembali sebelum masa gencatan berakhir.
Israel juga meminta Hamas untuk memberikan kesempatan kepada tim medis dari Bulan Sabit Merah untuk mengakses tahanan Israel yang belum termasuk dalam list pembebasan, untuk diberikan obat-obatan dan pelayanan medis semestinya.
Netanyahu juga mendeklarisikan bahwa dirinya telah memberikan perintah kepada badan intelijen Israel, Mossad, untuk “melakukan operasi” melawan para pemimpin Hamas yang berada di luar negeri.
Sedangkan terkait kembalinya para pengungsi Palestina ke rumah mereka yang berada di utara Gaza, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel sampai saat ini belum memberikan jaminan untuk itu, setelah agresi berlangsung.
Keputusuan Tersulit Selama 40 Tahun Terakhir
Di sisi lain, Yoav Gallant mengatakan bahwa kesepakatan untuk membebaskan tahanan Palestina adalah pilihan paling sulit yang pernah dia ambil selama 40 tahun karirnya mengabdi untuk Israel. Namun Dia mengatakan “ saya yakin dari hati paling dalam bahwa ini adalah keputusan yang tepat.”
Yoav menegaskan bahwa perang yang sedang dilakukan Israel saat ini harus berakhir dengan kehancuran Hamas sebagai sebuah kekuatan militer. Serta kembalinya seluruh tahanan.
Ketika menjawab terkait Pemimpin Hamas yang hidup di luar negeri seperti Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh dan Pemimpin Hamas di luar negeri, Kalid Mashal, Yoav mengatakan bahwa “mereka sedang menghabiskan sisa umur mereka yang tinggal sedikit lagi.”
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Pejuang Hamas berhasil dicapai melalui mediasi Mesir, Qatar dan Amerika Serikat.
Update terakhir dikutip dari Aljazeera total korban yang meninggal akibat agresi militer Israel ke Gaza berjumlah 14.500 orang.
(T.HN/S: Aljazeera)