Gaza, SPNA - Kantor Informasi Pemerintah Palestina di Gaza, pada Selasa (05/12/2023), mengumumkan bahwa selama agresi di Jalur Gaza, pesawat tempur Israel menjatuhkan lebih dari 50.000 ton bahan peledak ke rumah-rumah penduduk sipil, rumah sakit, sekolah, dan berbagai gedung milik sipil, yang membunuh 16.248 penduduk Palestina.
“Israel melakukan puluhan pembantaian di Jalur Gaza, sejak berakhirnya gencatan senjata pada Jumat pagi lalu,” kata Kantor Informasi Pemerintah Palestina di Gaza.
Palestina mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat perang Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 16,248 orang, di mana lebih dari 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan Perempuan. Sementara itu jumlah korban luka-luka mencapai 43,616 orang.
“Setelah menolak untuk melanjutkan gencatan senjata kemanusiaan, tentara Israel melakukan 77 pembantaian, yang membunuh 1.248 orang, sementara ratusan korban jiwa lainnya masih berada di bawah reruntuhan. Dalam 1,550 pembantaian yang dilakukan Israel sejak mulai perang brutal Ini, jumlah korban jiwa meningkat menjadi 16,248 orang, termasuk 7,112 anak-anak dan 4,885 perempuan,” kata Kantor Informasi Pemerintah Palestina di Gaza.
Jumlah korban jiwa di kalangan tenaga medis mencapai 286 dokter dan tenaga medis, sebanyak 32 korban jiwa dari petugas pertahanan sipil (Tim SAR), dan 81 wartawan. Sedangkan jumlah penduduk Palestina di Gaza yang hilang di bahwa reruntuhan bangunan yang dibombardir Israel mencapai 7.600 orang. Sementara sebanyak 43.616 penduduk Palestina di Gaza mengalami luka-luka.
“Jumlah masjid yang hancur total akibat pemboman Israel mencapai 100 masjid, 192 masjid hancur sebagian, dan 3 gereja rusak. Sedangkan jumlah kantor pusat pemerintah yang hancur akibat pemboman Israel mencapai 121 kantor dan jumlah sekolah yang tidak berfungsi total mencapai 69 sekolah, sedangkan rusak sebagian sebanyak 275 sekolah,” kata Kantor Informasi Pemerintah Palestina di Gaza.
Selama agresi di Jalur Gaza, pesawat tempur Israel telah menjatuhkan lebih dari 50.000 ton bahan peledak ke rumah-rumah penduduk sipil, rumah sakit, sekolah, dan berbagai gedung milik sipil. Palestina menyebut bahwa komunitas internasional bertanggung jawab penuh akibat dukungan yang berikan agar pendudukan Israel terus berlanjut di tanah Palestina.
Sebelumnya, Lembaga Pemantau HAM internasional, Euro-Med Monitor, menyoroti bahwa berat bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945 diperkirakan sekitar 15.000 ton bahan peledak.
Euro-Med Monitor menyebut bahwa akibat perkembangan teknologi mempengaruhi potensi bom, bahan peledak yang dijatuhkan di Gaza mungkin dua kali lebih kuat dari bom nuklir. Ini berarti bahwa kekuatan destruktif dari bahan peledak yang dijatuhkan di Gaza melebihi kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima. Euro-Med Monitor mencatat bahwa kota Hiroshima di Jepang memiliki luas 900 kilometer persegi, sedangkan luas wilayah Gaza lebih 360 kilometer persegi.
“Ribuan warga sipil terbunuh, terutama anak-anak dan perempuan. Negara-negara di dunia yang Merdeka dan organisasi internasional bertanggung jawan terhadap bencana kemanusiaan terhadap warga sipil, melalui penghancuran lebih dari 61 persen rumah dan unit perumahan di Jalur Gaza, di mana Israel telah menghancurkan 305,000 unit rumah, di mana 52.000 unit rumah hancur total dan 253.000 unit rumah hancur sebagian. Ini adalah perang genosida yang menyeluruh,” kata Kantor Informasi Pemerintah Palestina di Gaza.
Hampir dua bulan setelah pecahnya perang di Jalur Gaza, Koordinator PBB untuk Urusan Kemanusiaan di Wilayah Palestina, Lynn Hastings, memperingatkan terjadi skenario yang lebih mengerikan di Jalur Gaza, yang mungkin tidak dapat ditangani oleh operasi kemanusiaan.
(T.FJ/S: RT Arabic)