Protes Genosida Palestina, Yaman Serang Kapal Menuju Israel Setelah Abaikan Peringatan

Yahya Saree menyebutkan bahwa Yaman selama dua hari terakhir berhasil mencegah lewatnya beberapa kapal menuju Israel. Ia bersumpah bahwa Yaman akan terus memblokir kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan Israel sampai Israel mengizinkan masuknya makanan dan bantuan medis ke Jalur Gaza, yang saat ini diblokade Israel. Ia mengatakan bahwa kapal apa pun yang menuju ke Israel adalah target yang sah.

BY 4adminEdited Tue,12 Dec 2023,06:04 AM

Sanaa, SPNA - Angkatan Bersenjata Yaman, pada Selasa (12/12/2023), mengumumkan bahwa angkatan laut Yaman melakukan operasi militer terhadap kapal tanker komersial Norwegia STRINDA untuk memprotes pemboman Israel di Gaza.

Serangan terhadap kapal tanker Norwegia STRINDA terjadi sekitar 60 mil laut (111 km) utara Selat Bab Al-Mandab yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden. Serangan ini terjadi pada sekitar pukul 21.00. Departemen Operasi Perdagangan Maritim Inggris mengatakan menerima laporan adanya kebakaran di sebuah kapal di dekat Selat Bab Al-Mandab dan menyarankan kapal untuk berhati-hati.

Yaman telah terlibat dalam perang Israel-Palestina di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dengan menyerang kapal-kapal Israel di jalur pelayaran penting dan menembakkan drone dan rudal ke arah Israel sendiri.

Pada Sabtu (09/12/2023), militer Yaman mengatakan mereka akan menyerang semua kapal yang menuju ke Israel, terlepas apapun kewarganegaraannya, dan memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.

Pada Minggu (10/12), kapal fregat Perancis menembak jatuh dua drone di Laut Merah yang menuju ke arahnya dari pantai Yaman.

Washington sebelumnya juga mengumumkan bahwa kapal perusak Amerika Serikat menembak jatuh 3 drone saat memberikan penjagaan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah yang menjadi sasaran serangan dari Yaman.

Juru bicara militer Yaman, Yahya Saree, mengungkapkan bahwa Yaman menargetkan kapal tanker tersebut dengan roket setelah awak kapal menolak menanggapi semua peringatan.

Operasi tersebut dilakukan untuk mendukung rakyat Palestina, yang saat ini menjadi sasaran pembunuhan, penghancuran, dan blokade di Jalur Gaza, serta untuk menjawab seruan rakyat Yaman untuk membantu Palestina.

Yahya Saree menyebutkan bahwa Yaman selama dua hari terakhir berhasil mencegah lewatnya beberapa kapal menuju Israel. Ia bersumpah bahwa Yaman akan terus memblokir kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan Israel sampai Israel mengizinkan masuknya makanan dan bantuan medis ke Jalur Gaza, yang saat ini diblokade Israel. Ia mengatakan bahwa kapal apa pun yang menuju ke Israel adalah target yang sah.

Keputusan ini disambut baik oleh kelompok perlawanan Islam di Palestina. Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengatakan bahwa mereka menganggap keputusan Yaman berani dan memenangkan darah rakyat Palestina di Jalur Gaza, serta menentang agresi Zionis-Amerika yang dilakukan Israel yang sedang melanjutkan perang genosida.

Militer Yaman (Ansharullah) melancarkan serangan pertama pada 19 Oktober dengan sasaran Israel dengan rudal jelajah. Yaman kemudian menahan sebuah kapal komersial Israel di Laut Merah dan menahan 25 anggotanya, serta menyerang 3 kapal komersial lainnya di Laut Merah.

Sebelumnya, Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia, Euro-Med Monitor, pada Sabtu (09/12), memperingatkan adanya peningkatan risiko Jalur Gaza menjadi daerah bencana di mana epidemi dan penyakit menular menyebar dengan sangat dahsyat dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia modern.

Euro-Med Monitor mengatakan bahwa 2,3 juta orang di Jalur Gaza, di mana lebih dari 45 persen di antaranya adalah anak-anak, sedang berjuang melawan kematian, tidak hanya dengan bom dan rudal yang mematikan, tetapi juga dengan epidemi dan penyakit menular, akibat rusaknya sistem kesehatan akibat serangan Israel. Kejahatan Israel ini menambah derita dan memperparah genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza yang sedang berlangsung selama tiga bulan ini.

Euro-Med Monitor mengingatkan bahwa kekurangan makanan, air minum bersih, kurangnya sanitasi yang memadai, dan gizi buruk di tengah tingginya tingkat kepadatan pengungsi merupakan kondisi sempurna untuk penyebaran epidemi dan risiko bencana kesehatan masyarakat. Lebih dari 1,8 juta orang mengungsi ke pusat-pusat penampungan yang sangat padat di wilayah geografis yang terbatas.

Kementerian Dalam Negeri Palestina di Jalur Gaza, pada Minggu (10/12), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 17.997 orang dan lebih dari 51.000 lainnya mengalami luka-luka.

Perang di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-66. Tentara Israel terus membombardir berbagai kawasan di utara dan selatan Jalur Gaza, di tengah ketakutan internasional akan memburuknya bencana kemanusiaan.

(T.FJ/S: Palinfo, RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir