Sanaa, SPNA - Organisasi Maritim Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (IMO), sebagaimana dilansir RT Arabic, pada Rabu (03/12/2024), mengumumkan bahwa 18 perusahaan pelayaran internasional telah mengubah rute kapal dengan mengelilingi benua Afrika untuk menghindari Laut Merah. Tindakan ini dilakukan di tengah meningkatnya serangan terhadap kapal-kapal yang menuju Israel di laut Yaman.
“Sejumlah besar perusahaan, sekitar 18 perusahaan pelayaran, telah memutuskan untuk mengubah rute kapal mereka di sekitar Afrika Selatan untuk menghindari serangan. Jalur ini menambah 10 hari pelayaran dan berdampak negatif terhadap perdagangan dan meningkatnya biaya pengiriman,” kata Presiden IMO, Arsenio Dominguez.
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat, Australia, Bahrain, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, dan Inggris mengeluarkan pernyataan peringatan bersama kepada Yaman.
“Kami mengakui konsensus luas yang diungkapkan oleh 44 negara di seluruh dunia pada 19 Desember 2023, serta pernyataan Dewan Keamanan PBB pada 1 Desember 2023, yang mengutuk serangan Houthi Yaman terhadap kapal komersial yang melintasi jalur Laut Merah,” kata surat pernyataan peringatan bersama tersebut.
Pernyataan peringatan bersama tersebut memperingatkan Houthi Yaman agar tidak melancarkan serangan lebih lanjut. Pernyataan itu juga menyebut bahwa serangan yagn sedang berlangsung di Laut Merah adalah tindakan ilegal dan tidak dapat diterima.
Sebelumnya, Yaman bersumpah akan terus memblokir kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan Israel sampai Israel mengizinkan masuknya makanan dan bantuan medis ke Jalur Gaza, yang saat ini diblokade Israel. Ia mengatakan bahwa kapal apa pun yang menuju ke Israel adalah target yang sah.
Juru bicara militer Yaman, Yahya Saree, menegaskan akan menjamin semua kapal yang menuju ke pelabuhan mana pun di seluruh dunia, kecuali kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel.
Yahya Saree mengungkapkan bahwa Yaman melakukan operasi terhadap kapal yang menuju Israel untuk membantu rakyat Palestina, yang saat ini menjadi sasaran pembunuhan, penghancuran, dan blokade di Jalur Gaza, serta untuk menjawab seruan rakyat Yaman untuk membela Palestina.
Dengan dukungan Amerika dan Eropa, sejak tanggal 7 Oktober hingga hari ini, Israel masih melanjutkan serangan brutal terhadap Jalur Gaza. Pesawat-pesawat tempur Israel mengebom rumah sakit, pemukiman penduduk sipil, gedung, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga memblokade akses masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Agresi Israel telah menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sangat parah, bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, pada Rabu (03/01), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 22.313 orang dan lebih 57,296 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Israel melakukan genosida dengan melakukan pemboman secara brutal terhadap pusat-pusat pemukiman penduduk, tempat ibadah, sekolah, hingga rumah sakit.
(T.FJ/S: RT Arabic)