Sejak 7 Oktober, Israel Telah Bunuh 23.357 dan Melukai 59.410 Warga Palestina di Gaza

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Selasa (09/01/2024), mengatakan bahwa Jalur Gaza telah berubah menjadi tempat yang tidak layak untuk dihuni lagi, setelah lebih dari tiga bulan Israel terus menerus membombardir Jalur Gaza hingga saat ini.

BY 4adminEdited Thu,11 Jan 2024,07:43 AM

Gaza, SPNA - Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, pada Rabu (10/01/2024), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 23.357 orang dan 59.410 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa tentara Israel melakukan 14 serangan pemboman genosida terhadap keluarga Palestina di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir. Serangan brutal ini menyebabkan 147 orang meninggal dunia dan 243 luka-luka lainnya mengalami luka-luka.

“Masih ada sejumlah korban jiwa yang beraada di bawah reruntuhan dan di jalan yang tidak dapat diakses oleh ambulans dan tim pertahanan sipil (Tim SAR),” kata Kementerian Kesehatan Palestina.

Sejak 7 Oktober, tentara Zionis Israel telah melancarkan perang berdarah di Jalur Gaza, di mana menyerang penduduk sipil tak berdosa dan rumah mereka. Israel menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza dan membuat 90 persen penduduknya mengungsi.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Selasa (09/01), mengatakan bahwa Jalur Gaza telah berubah menjadi tempat yang tidak layak untuk dihuni lagi, setelah lebih dari tiga bulan Israel terus menerus membombardir Jalur Gaza hingga saat ini.

Hal ini terungkap dalam wawancara yang dilakukan oleh situs United Nations News dengan juru bicara UNRWA, Adnan Abu Hasna.

“Gaza adalah tempat terburuk di dunia. Jalur Gaza sedang diubah menjadi tempat yang tidak dapat dihuni lagi. Ada sekitar 1,9 juta pengungsi di berbagai wilayah Jalur Gaza, di mana sekitar 1,4 juta di antaranya tinggal di 155 sekolah dan pusat penampungan yang berafiliasi dengan UNRWA,” kata Adnan Abu Hasna.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir