Gaza, SPNA - Lembaga Penyiaran Israel, sebagaimana dilansir Aljazeera, pada Rabu (17/01/2024), mengungkapkan bahwa sejumlah tentara cadangan menolak untuk mematuhi dinas militer dan berpartisipasi dalam perang di Jalur Gaza.
Lembaga Penyiaran Israel tersebut melaporkan bahwa pasukan cadangan dipanggil setelah permulaan perang di Gaza, untuk berpartisipasi dalam pembentukan batalion militer baru yang misinya adalah mempertahankan kota-kota di sekitar Jalur Gaza dan permukiman di Tepi Barat.
Selama operasi pelatihan dan perlengkapan, mereka terkejut saat diberitahu bahwa mereka akan memasuki Jalur Gaza untuk berpartisipasi dalam operasi tempur yang mencakup pembersihan “rumah para pejuang Palestina dan mencari senjata dan terowongan”.
Dalam wawancara yang dilakukan melalui Lembaga Penyiaran Israel dengan sejumlah tentara, mereka menyatakan bahwa separuh tentara cadangan di batalion tersebut mundur dan menolak mematuhi perintah.
Sejak permulaan perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober, jumlah perwira dan tentara Israel yang terbunuh telah mencapai 525 orang, termasuk 190 orang sejak dimulainya perang darat di Jalur Gaza pada tanggal 27 Oktober.
Angka resmi tentara Israel menunjukkan bahwa jumlah korban luka sejak dimulainya perang di Jalur Gaza adalah 2.602 orang, termasuk 1.524 luka ringan, 682 luka sedang, dan 396 luka kritis.
Sebelumnya, situs berita Walla Israel mengungkapkan bahwa sebanyak 4.000 tentara Israel telah dinonaktifkan sejak awal perang di Jalur Gaza, diakibatkan banyak tentara yang mengalami luka-luka yang anggota tubuhnya diamputasi, buta, dan lumpuh.
Sementara itu, Israel terus membombardir Jalur Gaza dan melakukan kejahtan genosida terhadap penduduk Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, pada Rabu (17/01/2024), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 24.448 orang dan 61.504 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Israel melakukan genosida dengan melakukan pemboman secara brutal terhadap pusat-pusat pemukiman penduduk, tempat ibadah, sekolah, hingga rumah sakit.
(T.FJ/S: Aljazeera)