Euro-Med Monitor: Penghancuran Lembaga Pendidikan dan Budaya oleh Israel adalah Wujud Genosida

Museum Nasional yang terletak di Al-Israa juga dihancurkan Israel. Museum ini menyimpan lebih dari 3.000 barang antik langka di bawah lisensi Kementerian Purbakala Palestina. Pihak administrasi universitas menegaskan dalam pernyataan resmi bahwa barang antik tersebut diyakini telah dicuri oleh tentara Israel.

BY 4adminEdited Sat,17 Feb 2024,01:10 PM

Jenewa, SPNA - Lembaga pemantau hak asasi manusia internasional, Euro-Med Monitor, pada Jumat (16/02/2024), menyebut bahwa serangan terhadap lembaga pendidikan dan budaya di Jalur Gaza yang dilakukan secara sengaja oleh tentara Israel merupakan wujud lainnya dari kejahatan genosida yang masih sedang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

Berdasarkan laporan Euro-Med Monitor, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah sepenuhnya mengganggu proses pendidikan di semua sekolah dan universitas di Jalur Gaza. Sejak 7 Oktober, Israel telah membunuh tiga rektor universitas bersama dengan lebih dari 95 dekan dan profesor universitas (68 di antaranya menyandang gelar professor). Sementara itu, 88.000 siswa tidak dapat menerima pendidikan universitas dan 555 siswa yang mendapat beasiswa internasional belum dapat melakukan perjalanan ke luar negeri karena genosida yang dilakukan Israel.

Euro-Med Monitor menyatakan bahwa lima dari enam universitas di Jalur Gaza telah hancur total atau sebagian. Tiga dari universitas tersebut telah hancur total, berdasarkan laporan penelitian pertama yang menganalisis tingkat kehancuran akibat genosida Israel yang masih sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Tentara Israel menyerang Universitas Al-Aqsha di Kota Gaza pada tanggal 6 Februari, yang menyebabkan kerusakan parah, di mana dua bangunannya hancur total akibat serangan udara. Sebelumnya, Israel menghancurkan Universitas Al-Israa. Euro-Med Monitor mencatat bahwa tentara Israel meledakkan semua gedung dan fasilitas Universitas Al-Israa pada 17 Januari, setelah lebih dari dua bulan setelah mereka mengubah sekolah tersebut menjadi markas militer dan pusat penahanan.

Berdasarkan laporan Euro-Med Monitor, gedung, perpustakaan, dan laboratorium Universitas Al-Israa semuanya hancur selama serangan Israel pada 17 Januari, termasuk masjid kampus, di mana isi kampus dijarah oleh tentara Israel. Museum Nasional yang terletak di Al-Israa juga dihancurkan Israel. Museum ini menyimpan lebih dari 3.000 barang antik langka di bawah lisensi Kementerian Purbakala Palestina. Pihak administrasi universitas menegaskan dalam pernyataan resmi bahwa barang antik tersebut diyakini telah dicuri oleh tentara Israel.

Pusat Universitas Al-Azhar di Kota Gaza dan cabang kampusnya di Al-Mughraqa hancur total, akibat serangan udara Israel yang berulang kali pada 11 Oktober, 4 November, dan 21 November 2023. Euro-Med Monitor juga menyebut bahwa Universitas Al-Quds juga mengalami kehancuran besar, di mana sebagian kantor pusat kampus dan bangunan lainnya di Kota Gaza hancur setelah tentara Israel menyerbu kampus tersebut pada tanggal 15 November.

Universitas Islam di Kota Gaza hancur total selama serangan udara Israel yang rutin dilakukan Israel pada tanggal 11 Oktober. Kerusakan parah terjadi pada gedung Fakultas Sains, gedung Fakultas Masyarakat dan Pendidikan Berkelanjutan, dan gedung Fakultas Teknologi Informasi. Kerusakan parah juga terjadi pada sejumlah gedung dan laboratorium, di mana masjid internal kampus juga dihancurkan. Ini merupakan tindakan yang melanggar aturan hukum internasional yang melarang serangan terhadap tempat ibadah.

Berdasarkan laporan Euro-Med Monitor serangan terhadap dua masjid yang disebutkan di atas akan dinyatakan sebagai pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan kejahatan perang.

Tentara Israel juga melancarkan sejumlah serangan udara terhadap Universitas Al-Rabat di Kota Gaza pada tanggal 9 Oktober. Euro-Med Monitor menekankan bahwa berdasarkan perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF), sebanyak 70 persen perguruan tinggi dan universitas di Jalur Gaza telah hancur, sehingga merugikan sektor pendidikan Gaza sebesar 720 juta dolar Amerika.

Berdasarkan Konvensi Jenewa dan Statuta Roma tentang Pengadilan Kriminal Internasional, Israel telah melakukan kejahatan perang yang merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Kejahatan-kejahatan ini mencakup penghancuran secara luas dan disengaja terhadap bangunan-bangunan yang diperuntukkan bagi tujuan pendidikan, seni, ilmu pengetahuan, dan keagamaan, serta monumen bersejarah.

Lembaga pemantau hak asasi manusia internasional, Euro-Med Monitor, menekankan bahwa tindakan Israel merupakan kebijakan yang sengaja untuk membuat Jalur Gaza tidak bisa dihuni dan mengusir rakyat Palestina. Euro-Med Monitor menyebut bahwa Israel justru melakukan hal ini, dengan tujuan untuk menciptakan kondisi penduduk Palestina tanpa fasilitas dasar dan kebutuhan untuk bertahan hidup, yaitu dengan menghancurkan keselamatan fisik dan stabilitas psikologis masyarakat, yang pada akhirnya memaksa penduduk Jalur Gaza untuk mengungsi.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Jumat (16/02/), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah meningkat menjadi 28.775 orang dan 68. 552 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sejak 7 Oktober lalu, Israel telah melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza yang telah membunuh puluhan ribu penduduk sipil, di mana sebagian besar merupakan adalah anak-anak dan perempuan.

Israel terus melakukan genosida dengan melakukan pemboman secara brutal terhadap pusat-pusat pemukiman penduduk, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, hingga tempat-tempat penampungan pengungsi, yang menyebabkan kehancuran infrastruktur besar-besaran.

(T.FJ/S: Euro-Med Monitor)

leave a reply
Posting terakhir