Gaza, SPNA - Lembaga kemanusiaan internasional yang fokus pada keselamatan anak-anak, Save the Children, pada Selasa (20/01/2024), mengatakan bahwa anak-anak Gaza dibunuh dan dibuat cacat oleh tentara Israel dengan tingkat dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
“Persediaan untuk menyelamatkan jiwa penduduk di seluruh Gaza hanya sedikit atau secara sistematis ditolak oleh Israel. Serangan ke Rafah, selatan Jalur Gaza, hanya akan menjatuhkan hukuman mati pada anak-anak Gaza, kata Save the Children.
Save the Children meminta negara-negara dan lembaga internasional untuk tidak mengabaikan tanggung jawab dalam melindungi penduduk Palestina di Jalur Gaza.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Selasa (20/02), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah meningkat menjadi 29.195 orang dan 69.170 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: Palinfo)