Gaza, SPNA - Sebanyak 97 penduduk Palestina dibunuh dan 132 lainnya mengalami luka-luka setelah Israel melakukan serangan genosida di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, sejak Rabu hingga Kamis (22/02/2023).
Kementerian Kesehatan Palestina, pada hari Kamis, mengatakan bahwa tentara Israel melakukan sembilan serangan genosida terhadap keluarga Palestina di Jalur Gaza. Serangan ini membunuh 97 penduduk sipil Palestina dan melukai 132 orang lainnya, selama 24 jam terakhir.
Kementerian Kesehatan Palestina menambahkan bahwa sejumlah korban jiwa masih berada di bawah reruntuhan. Tentara Israel menghalangi petugas ambulans dan Tim SAR untuk mengevakuasi korban serangan Israel.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Lembaga kemanusiaan asasi manusia internasional yang fokus pada keselamatan anak-anak, Save the Children, pada Selasa (20/01), mengatakan bahwa anak-anak Gaza dibunuh dan dibuat cacat oleh tentara Israel dengan tingkat dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Kamis (22/02), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah meningkat menjadi 29.410 orang dan 69.465 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: Palinfo)