Washington, SPNA - Media Amerika, The Washington Post, sebagaimana dilansir Aljazeera, pada Kamis (07/03/2024), melaporkan bahwa Amerika Serikat telah menyetujui lebih dari 100 perjanjian penjualan senjata ke Israel dan menyerahkannya sejak awal perang dahsyat di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Penjualan tersebut mencakup ribuan amunisi berpresisi, rudal penghancur bunker, dan bantuan militer mematikan lainnya. The Washington Post menunjukkan bahwa hanya dua penjualan militer ke Israel yang diumumkan sejak awal perang pada tanggal 7 Oktober.
Media ini mengutip para pejabat dan anggota parlemen Amerika yang mengatakan bahwa penjualan dan pengiriman senjata ditangani berdasarkan perintah eksekutif pemerintah Amerikan dan tanpa diskusi publik.
The Washington Post menambahkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden menyetujui penjualan kecil dan dalam batas keuangan yang diizinkan, yang tidak memerlukan persetujuan Kongres. Pejabat pemerintah Amerika baru-baru ini memberikan pengarahan rahasia kepada anggota Kongres tentang penjualan senjata yang tidak diumumkan ke Israel.
Amerika Serikat berkomitmen mendukung keamanan Israel. Hal ini jelas terlihat dalam dukungan militer penuh sejak operasi Badai Al-Aqsha pada tanggal 7 Oktober 2023 dan agresi Israel yang menghancurkan di Jalur Gaza. Serangan kejahatan genosida ini didukung oleh bantuan keamanan besar-besaran Amerika kepada Israel, termasuk 10 bantuan kemanusiaan nota kesepahaman tahunan senilai 38 miliar dolar (3,8 miliar per tahun), yang disahkan pada tahun 2016.
Sejalan dengan nota kesepahaman tersebut, Amerika Serikat menyediakan 3,3 miliar dolar setiap tahunnya untuk pendanaan militer dan tambahan 500 juta dolar untuk pendanaan pertahanan rudal Israel. Sejak tahun 2022, Amerika Serikat telah menyediakan dana tambahan sebesar 1 miliar dolar untuk mengisi kembali persediaan rudal pencegat Iron Dome Israel.
Pada tahun 2020, Amerika Serikat memberikan bantuan militer kepada Israel sebesar 146 miliar dolar. Israel adalah penerima bantuan luar negeri Amerika terbesar sejak Perang Dunia II. Sebagian besar bantuan Amerika ke Israel disalurkan ke sektor militer.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Rabu (06/03/2024), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 30.717 orang dan 72.156 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: Aljazeera)