Jalur Gaza, SPNA - Seorang rabi Israel, Rabbi Eliyahu Mali, menyerukan untuk membunuh seluruh penduduk Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak sesuai ajaran "hukum Yahudi" (Halacha). Video klip yang menampilkan seruan tersebut telah menyebar luas di media sosial.
Rabbi Mali, yang memimpin Institut Torah Yeshivah Shirat Moshe di kota Jaffa, tempat bagi sebagian tentara Israel belajar pendidikan agama Yahudi, menyampaikan pandangannya dalam klip tersebut.
Menurutnya, dalam konteks perang di Gaza, prinsip hukum Yahudi adalah: "Jangan biarkan hidup setiap nyawa," dengan logika bahwa jika tidak membunuh mereka, mereka akan membunuh kita.
“Para perusak perang saat ini adalah anak-anak dari perang sebelumnya yang kita biarkan hidup. Perempuan Palestina juga penyebab kelahiran teroris baru. Siapa yang datang hendak membunuh kamu maka bunuhlah mereka terlebih dahulu,” tukasnya.
Rabi Mali lebih lanjut menekankan bahwa konsep ini tidak hanya berlaku untuk pemuda yang bersenjata saat ini, tetapi juga melibatkan generasi mendatang (anak-anak Gaza) dan mereka yang melahirkan generasi penerus (perempuan Gaza).
Penting dicatat bahwa, beberapa murid Rabbi Eliyahu Mali sedang menjalani wajib militer.
Sementara itu, pemimpin oposisi Partai Buruh, Merav Michaeli, dengan tegas mengecam pernyataan rabi tersebut. Dia menyoroti bahwa penggunaan Halacha tidak memberikan izin bagi seorang rabi untuk menggambarkan Yudaisme atau Israel sebagai pihak yang haus darah dan balas dendam.
Michaeli menambahkan bahwa pernyataan Rabbi Eliyahu akan berdampak langsung terhadap keamanan Israel. Dia menyerukan IDF dan Kementerian Pertahanan untuk menghentikan kerjasama dengan Sekolah Yeshiva Shirat Moshe di Jaffa sampai rabi tersebut dipecat.
Liga Anti-Pencemaran Nama Baik di Israel juga mengecam seruan Rabbi Eliyahu untuk membunuh seluruh penduduk Gaza, termasuk wanita dan anak-anak. “Seruan untuk menyakiti orang-orang tak berdosa adalah kerusakan moral yang serius dan dapat merugikan citra Negara Israel di mata dunia.”
(T.RS/S:RtArabic)