Hancurkan Rumah dan Lahan Pertanian Palestina, Israel Rampas 16 Persen Tanah Gaza untuk Zona Penyangga

Mantan kolonel Israel, Shaul Arieli, mengatakan bahwa pembentukan zona penyangga permanen di Jalur Gaza adalah tindakan ilegal menurut hukum internasional karena Israel akan menduduki wilayah di luar wilayah yang diakuinya.

BY 4adminEdited Sun,17 Mar 2024,11:56 AM

Gaza, SPNA - Tentara Israel, sebagaaimana dilaporkan The Cradle, pada Sabtu (16/03/2024), telah menghancurkan lahan pertanian dan ratusan rumah, serta sekolah di Jalur Gaza untuk menciptakan zona penyangga sepanjang 800 meter di sepanjang perbatasan dengan Israel.

Penduduk Palestina akan dilarang memasuki zona penyangga tersebut. Para pejabat Israel menyebut bahwa zona penyangga diperlukan untuk memungkinkan pemukim Israel kembali ke permukiman di sekitar Jalur Gaza, setelah sebelumnya mereka dievakuasi akibat serangan Badai Al-Aqsha pada 7 Oktober 2023 lalu.

Sekitar 1.200 tentara Israel dan penduduk sipil Israel tewas dalam serangan Hamas, di mana setelah penyelidikan banyak diantaranya dibunuh oleh pasukan Israel sendiri dengan menggunakan helikopter, drone, dan tank. Melalui pembangunan zona penyangga ini, Israel ingin mencegah Hamas membawa tawanan kembali ke Jalur Gaza seperti yang terjadi pada 7 Oktober.

Rencana untuk menciptakan zona penyangga telah dimulai pada hari-hari pertama perang dan akan memungkinkan pasukan Israel untuk melihat dan menghentikan siapa pun yang mendekati perbatasan.

Sebelum tanggal 7 Oktober, pasukan Israel telah mempertahankan zona penyangga sepanjang 350 meter dan sering melepaskan tembakan ke arah penduduk Palestina yang memasuki zona tersebut untuk mendekati pagar perbatasan. Hanya petani yang diizinkan memasuki zona tersebut.

Selama protes damai pada tahun 2018, yang dikenal sebagai Masirah Al-Awda Al-Kubra atau Great March of Return, penembak jitu Israel membunuh 214 penduduk sipil Palestina di dekat pagar perbatasan.

Militer Israel Tolak untuk Mengomentari Perluasan Zona Penyangga

Mantan kolonel Israel, Shaul Arieli, mengatakan bahwa pembentukan zona penyangga permanen di Jalur Gaza adalah tindakan ilegal menurut hukum internasional karena Israel akan menduduki wilayah di luar wilayah yang diakuinya.

Menurut profesor geografi dari Universitas Hebrew, Adi Ben Nun, jika zona penyangga selesai, Israel akan secara efektif merampas 16 persen wilayah Jalur Gaza.

Adi Ben Nun menyebut bahwa dengan menggunakan buldoser dan berbagai bom, Israel telah menghancurkan sekitar 1.100 bangunan, lebih dari 40 persen dari perkiraan 2.800 bangunan di zona yang diusulkan.

Adi Ben Nun juga menyatakan bahwa Israel juga membuat jalan selebar 320 meter yang secara efektif akan membelah Jalur Gaza menjadi dua, membagi wilayah utara dan selatan. Pasukan Israel sejauh ini telah menghancurkan 150 bangunan untuk membangun jalan tersebut.

Para pejabat Israel mengatakan bahwa tentara akan menggunakan jalan tersebut untuk berpatroli di Jalur Gaza sampai operasi militer Israel selesai, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Partai Zionisme Agama dalam koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memperjelas tujuan mereka untuk menaklukkan Jalur Gaza, mengusir paksa 2,3 juta penduduk Palestina, dan membangun pemukiman bagi Yahudi Israel untuk tinggal di Jalur Gaza.

Gedung Putih mengaku menentang zona penyangga dan memperingatkan terhadap usulan apa pun yang mengancam integritas wilayah Jalur Gaza yang memiliki luas 225 kilometer persegi itu. Namun, Presiden Biden tidak mengambil tindakan untuk menekan Israel agar mengakhiri kebijakan yang ditentang secara terbuka, seperti pembunuhan sejumlah besar penduduk sipil Palestina dan pemblokiran bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang krisis kelaparan.

Gedung Putih terus mengirim senjata ke Israel, di tengah kejahatan genosida yang dilakukan terus menerus oleh Israel. The Washington Post melaporkan pada tanggal 6 Maret, bahwa Amerika telah menyetujui dan mengirimkan lebih dari 100 penjualan peralatan militer secara terpisah ke Israel sejak tanggal 7 Oktober. Ini termasuk ribuan amunisi berpemandu presisi, bom berdiameter kecil, bom penghancur bunker, senjata kecil, dan bantuan mematikan lainnya.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Sabtu (16/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 31.645 orang dan 73.676 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: The Cradle, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Pemukim Israel Rusak Lahan Pertanian Palestina dan Hancurkan Puluhan Pohon Zaitun di Ramallah

Otoritas pendudukan Israel membangun lebih dari 199 permukiman ilegal dan 256 pos terdepan permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki, di mana lebih dari 900.000 pemukim Israel tinggal, termasuk 350.000 di Yerusalem Timur yang diduduki. Hampir setiap hari, pasukan dan pemukim Israel ini melakukan serangan hampir setiap hari terhadap penduduk Palestina dan properti mereka di wilayah Palestina yang diduduki.