Palestina: Israel Mulai Menghancurkan Rafah Tanpa Menunggu Izin Siapa Pun

Palestina menganggap bahwa perluasan kejahatan genosida yang mencakup Rafah bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken, baru-baru ini menegaskan tidak adanya rencana serius Israel untuk melindungi penduduk sipil di Rafah.

BY 4adminEdited Tue,19 Mar 2024,04:50 PM

Gaza, SPNA - Kementerian Luar Negeri Palestina, pada Selasa (19/03/2024), menegaskan bahwa Israel mulai menghancurkan kota Rafah di selatan Jalur Gaza tanpa harus menunggu izin siapa pun.

Kementerian Luar Negeri Palestina juga menyebut bahwa Israel sengaja melakukan hal ini tanpa mengumumkannya untuk menghindari reaksi internasional.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam keras pengeboman brutal dan berdarah yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina, yang telah meningkat secara gila-gilaan sejak Senin kemarin dan puncaknya pada dini hari Selasa.

“Serangan ini telah meningkat secara gila-gilaan sejak kemarin dan dipusatkan pada dini hari ini dengan menargetkan berbagai rumah di Rafah, yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia, terluka, dan hilang di bawah reruntuhan,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina.

Palestina menganggap bahwa eskalasi pemboman berdarah di Rafah ini sebagai awal yang serius untuk memperluas kejahatan pendudukan Israel di sana, meskipun terdapat lebih dari satu juta pengungsi di wilayah tersebut. Israel tidak mempertimbangkan kehidupan pengungsi dan secara resmi mengabaikan tuntutan internasional dan Amerika untuk melindungi pengungsi dan menjamin seluruh kebutuhan kemanusiaan mereka.

Palestina menganggap bahwa perluasan kejahatan genosida yang mencakup Rafah bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken, baru-baru ini menegaskan tidak adanya rencana serius Israel untuk melindungi penduduk sipil di Rafah.

“Israel mulai menghancurkan Rafah setiap hari dan sistematis melalui serangan berulang-ulang terhadap rumah-rumah, mengebomnya, dan menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan luka-luka,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Selasa (19/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 31.819 orang dan 73.934  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir