Gaza, SPNA - Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, pada Selasa (18/03/2024), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 31.819 orang. Sementara itu korban luka-luka menjadi 73.934 orang.
“Rezim pendudukan Israel melakukan sembilan pembantaian terhadap keluarga (Palestina) di Jalur Gaza, di mana 93 orang meninggal dunia dan 142 orang lainnya yang mengalami luka-luka dibawa ke rumah sakit selama 24 jam terakhir. Jumlah korban jiwaa akibat serangan Israel telah meningkat menjadi 31.819 orang,” kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Kementerian Kesehatan Palestina menambahkan bahwa sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalanan. Petugas ambulans dan kru pertahanan sipil (Tim SAR) belum dapat melakukan upaya evakuasi.
Perang di Jalur Gaza memasuki hari ke-165 seiring dengan terus menerusnya pengeboman yang dilakukan Israel dan bencana kemanusiaan yang sangat parah, tanpa ada mediator yang mampu mencegah kejahatan genosida tersebut, bahkan di bulan Ramadhan.
Sementara itu, lembaga pemantau HAM internasional, Euro-Med Monitor, dalam laporannya menyebutkan bahwa Israel secara sengaja memperparah krisis kelaparan yang sudah parah bagi seluruh penduduk Palestina di Jalur Gaza, dengan merampas makanan dan kebutuhan dasar.
Euro-Med Monitor mengatakan bahwa Israel menghalangi masuk dan distribusi bantuan kemanusiaan, terutama di Kota Gaza dan utara Jalur Gaza. Tindakan ini menunjukkan tujuan Israel untuk menggusur paksa penduduk Palestina dari kawasan tersebut.
Euro-Med Monitor berpendapat bahwa Israel tidak hanya mengurangi jumlah truk bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza, akan tetapi juga merusak distribusi bantuan dan mekanisme perlindungan sebagai bagian dari rencana Israel untuk mengurangi populasi kota Gaza dan utara Jalur Gaza. Menurut Euro-Med Monitor tujuan Israel adalah untuk memaksa penduduk Palestina mengungsi ke selatan di bawah kekerasan militer, intimidasi, dan penggunaan kelaparan sebagai senjata pembunuh.
(T.FJ/S: RT Arabic, Euro-Med Monitor)