Pengakuan Dua Pejabat Israel: Pembicaraan Gencatan Senjata Dengan Hamas Mengalami Kemajuan

Berdasarkan keterangan yang dilansir oleh Axios dari dua pejabat pemerintah Israel, kedua belah pihak ditekan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, di mana sudah lebih dari 30.000 warga Palestina tewas akibat perang.

BY 4adminEdited Wed,20 Mar 2024,05:55 AM
Foto-foto tawanan Israel di Gaza

 

Jalur Gaza, SPNA -  Israel dan Hamas dilaporkan kembali memulai negosiasi untuk merinci kesepakatan gencatan senjata sementara di Gaza dan membebaskan tahanan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan keterangan yang dilansir oleh Axios dari dua pejabat pemerintah Israel, kedua belah pihak ditekan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, di mana sudah lebih dari 30.000 warga Palestina tewas akibat perang.

Sejak bulan Desember tahun lalu, upaya gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar gagal mencapai kesepakatan. Namun upaya tersebut terus dilakukan dan mengalami kemajuan sejak minggu lalu saat Hamas merespons kerangka kesepakatan tentang pembebasan tahanan yang diusulkan oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, seperti dilansir oleh Asharq Al-Awsat (19/03/2024).

Menurut pejabat Israel, meskipun ada perbedaan antara kedua belah pihak, tanggapan Hamas akan memberikan dampak positif.

Perjanjian gencatan tersebut meliputi pembebasan 400 tahanan Palestina, termasuk 15 yang dijatuhi hukuman seumur hidup, sebagai syarat membebaskan 40 tahanan.

Kamis lalu, Hamas sempat mengajukan persyaratan untuk membebaskan 950 tahanan, termasuk 150 yang dijatuhi hukuman seumur hidup.

Pejabat Israel menyatakan bahwa Hamas ingin memilih nama-nama tahanan yang akan dibebaskan, terutama yang dihukum seumur hidup, tetapi Israel menolak permintaan ini.

Menurut Axios, permintaan Hamas yang paling memberatkan Israel adalah agar tentara Israel menarik diri dari selatan Gaza yang menghalangi warga Palestina untuk kembali ke utara.

Tim negosiasi Israel yang dipimpin oleh kepala Mossad, David Barnea, bertemu dengan mediator Qatar dan Mesir, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Doha kemarin, Senin.

Pejabat senior Israel mengatakan bahwa pada saat ini dari pembicaraan dapat berlangsung setidaknya dua minggu dan menambahkan bahwa itu akan menjadi "proses panjang, sulit, dan rumit, tetapi kita ingin mencoba mencapai kesepakatan."

(T.RS/S:SharqAl-Awsat)

leave a reply