Hambat Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza, Menlu Inggris Kecam Israel

Dalam surat yang ditujukan kepada Alicia Kearns, ketua Komite Urusan Luar Negeri Inggris, Jum’at (22/03/2204), Cameron menyatakan bahwa dunia harus menelan pil pahit setelah Israel secara rutin menghambat bantuan kemanusiaan ke Gaza.

BY 4adminEdited Sat,23 Mar 2024,04:17 AM
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) menjamu Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron (kiri) di Yerusalem pada 23 November 2023. [Anadolu Agency]

London, SPNA - Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, mengecam Israel karena menghambat aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Dalam surat yang ditujukan kepada Alicia Kearns, ketua Komite Urusan Luar Negeri Inggris, Jum’at (22/03/2204), Cameron menyatakan bahwa dunia harus menelan pil pahit setelah Israel secara rutin menghambat bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Dia juga menantang klaim yang dibuat oleh jurubicara Israel sebelumnya, Eylon Levy yang telah dicopot, mengenai penutupan perlintasan Karm Abu Salem (Kerem Shalom) di selatan Gaza pada hari Sabtu atas permintaan PBB.

Pencopotan jabatan Levy datang setelah adanya perselisihan publik dengan Cameron pada platform X. Menteri luar negeri meminta Israel untuk mengizinkan lebih banyak truk bantuan masuk ke Gaza, di mana Levy menanggapi: “Saya harap Anda juga menyadari bahwa TIDAK ada batasan pada masuknya makanan, air, obat-obatan, atau peralatan perlindungan ke Gaza, dan bahkan perlintasan memiliki kapasitas LEBIH.”

“Ujilah kami. Kirimkan lagi 100 truk sehari ke Kerem Shalom dan kami akan mengirimkannya,” tambah Levy.

Cameron menulis dalam surat, tertanggal 15 Maret: "Menanggapi klaim juru bicara Israel, saya dapat mengkonfirmasi bahwa PBB tidak meminta agar perlintasan Kerem Shalom ditutup pada hari Sabtu. Kami memahami bahwa Israel menutupnya karena Sabat."

Sejak Israel melancarkan serangan brutal di Gaza pada Oktober 2023, Israel telah memperketat blokade terhadap Gaza. Israel juga menuduh bahwa PBB tidak secara efektif mendistribusikan bantuan.

Namun, dalam suratnya, Cameron menyatakan: "Masalah utamanya adalah penolakan sewenang-wenang dari Israel dan prosedur pembersihan yang panjang, termasuk pemeriksaan berulang.”

Cameron mengulangi seruan kepada Israel untuk mengeluarkan lebih banyak visa bagi staf PBB yang diperlukan untuk memperluas distribusi bantuan merujuk kepada laporan Asosiasi Lembaga Pembangunan Internasional melaporkan lebih dari 50 aplikasi visa yang tertunda.

“Saya setuju dengan komite bahwa meningkatkan jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza sangat penting. Saya tetap sangat prihatin bahwa setiap bantuan — termasuk bantuan Inggris — telah terhenti, tertunda, atau ditolak di perbatasan dengan Israel,’’ ugkapnya kecewa.

Menanggapi hal tersebut, Kearns menyatakan penghargaannya atas surat "yang jelas dan jujur" dari Menteri Luar Negeri.

Dia mengatakan: “Surat hari ini mengkonfirmasi apa yang kami lihat dan dengar selama kunjungan kami ke daerah perbatasan - bahwa penolakan sewenang-wenang dan proses pembersihan yang panjang oleh Israel adalah faktor kunci dalam menahan pengiriman bantuan.”

“Ia juga mengkonfirmasi bahwa Israel memiliki kemampuan dan kekuatan untuk kembali menyalakan air di Gaza, namun hingga saat ini memilih untuk tidak melakukannya. Jika kelaparan terus berlanjut seperti sekarang, ribuan warga Gaza akan kehilangan nyawa mereka. Ini adalah penderitaan dalam skala yang tak terbayangkan,” tambahnya.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Putusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

(T.RS/S:MEMO)

leave a reply
Posting terakhir