UNRWA: Israel Larang Pengiriman Bantuan Pangan ke Gaza Utara

“Sementara itu, anak-anak akan terus meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan parah,” kata Philippe Lazzarini.

BY 4adminEdited Sun,24 Mar 2024,10:29 AM

Gaza, SPNA - Komisaris Jenderal Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi PBB (UNRWA), Philippe Lazzarini, pada Minggu (24/03/2024), mengatakan bahwa Israel telah memberi tahu PBB tersebut bahwa mereka tidak menyetujui lagi pengiriman bantuan kemanusiaan makanan ke Gaza Utara.

“Sampai hari ini, UNRWA, jaringan utama (pengiriman bantuan) bagi pengungsi Palestina, dilarang memberikan bantuan penyelamatan jiwa ke Gaza Utara, meskipun tragedi kemanusiaan parah terjadi di depan mata kita,” kata Philippe Lazzarini dalam sebuah postingan di platform X.

Ia menyatakan bahwa ini adalah hal yang memalukan yang menegaskan Israel sengaja menghambat bantuan penyelamatan jiwa di tengah tragedi kelaparan yang disebabkan oleh manusia. Philippe Lazzarini menambahkan bahwa pembatasan pengiriman bantuan ini harus dicabut.

“UNRWA adalah organisasi terbesar dengan jangkauan terbesar terhadap komunitas pengungsi di Gaza.  Melarang UNRWA memenuhi mandatnya di Gaza membuat waktu akan berjalan lebih cepat menuju kelaparan dan lebih banyak lagi kasus yang akan meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi. Jika hal ini terjadi, hal ini hanya akan menodai kemanusiaan kita secara kolektif,” kata Philippe Lazzarini.

Pada akhir Januari, Israel menuduh 12 oknum karyawan dari sekitar total 13.000 karyawan UNRWA di Jalur Gaza terlibat dalam serangan Hamas di wilayah Israel pada 7 Oktober. Menyusul tuduhan tersebut, 15 negara, terutama Amerika Serikat, menangguhkan lebih dari separuh dana yang diterima UNRWA pada tahun 2023.

Sementara itu, sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Sabtu (23/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 32.142 orang dan 74.412 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir