Israel Larang Ribuan Umat Kristen Palestina Peringati “Minggu Palma” di Yerusalem

Sekelompok uskup dan pendeta berpartisipasi dalam misa yang diadakan di depan Makam Suci, di hadapan kerumunan biarawan, biarawati, dan sejumlah jamaah, setelah pemerintah Israel melarang ribuan umat Kristen memasuki wilayah Tepi Barat untuk mencapai Kota Suci Yerusalem.

BY 4adminEdited Tue,26 Mar 2024,06:12 PM

Yerusalem, SPNA - Pihak berwenang Israel, pada Minggu (24/03/2024), melarang umat Kristen Palestina dari Tepi Barat untuk mengakses kota Yerusalem untuk berpartisipasi dalam peringatan “Minggu Palma” menurut kalender Gregorian.

Gereja-gereja Kristen yang mengikuti kalender Gregorian di Palestina merayakan “Minggu Palma”. Ini adalah hari Minggu terakhir sebelum Paskah, dan “peringatan masuknya Kristus ke kota Yerusalem.”

Pada pagi Minggu, Patriarkat Latin Yerusalem, Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, memimpin Misa Minggu Palma di Gereja Makam Suci, di Kota Tua Yerusalem.

Sekelompok uskup dan pendeta berpartisipasi dalam misa yang diadakan di depan Makam Suci, di hadapan kerumunan biarawan, biarawati, dan sejumlah jamaah, setelah pemerintah Israel melarang ribuan umat Kristen memasuki wilayah Tepi Barat untuk mencapai Kota Suci Yerusalem.

Israel menutup pintu masuk di sekitar kota Yerusalem dan sekitar Kota Tua Yerusalem dengan sejumlah besar militer. Pihak berwenang Israel juga mewajibkan penduduk Palestina, Muslim, dan Kristen, untuk mendapatkan izin khusus untuk berziarah ke tempat ibadah, khususnya Masjid Al-Aqsha dan Gereja Makam Suci.

Aturan ini juga membatasi pemberian izin, dengan mewajibkan warga untuk memiliki “kartu”, yang dikeluarkan “pemeriksaan keamanan” terhadap pemohon. Hal ini kemudian memaksa warga untuk mengunduh aplikasi khusus pada perangkat seluler dan mengajukan permohonan izin. Namun, permohonan tersebut sering kali ditolak.

Gereja-gereja di Palestina membatalkan semua perayaan hari raya Minggu Palma karena pemboman Israel masih berlanjut di Jalur Gaza. Hari libur hanya dilakukan sebatas mengadakan misa, sembahyang, dan ritual keagamaan.

Gereja-gereja di Yerusalem, Betlehem, Jericho, dan Gaza yang mengikuti kalender Gregorian merayakan Minggu Palma, sedangkan gereja-gereja di wilayah terpadu Ramallah, Nablus, dan Jenin merayakan Paskah menurut kalender Timur.

Sementara itu, sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (25/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 32.333 orang dan 74.694  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir