Setelah Rumah Sakit Al-Shifa, Israel Kepung dan Paksa Evakuasi 2 Rumah Sakit Lainnya di Jalur Gaza

Tentara Israel telah mengakui bahwa mereka telah membunuh 90 orang selama operasi militer yang sedang berlangsung di Rumah Sakit Al-Shifa. Sebuah komite internasional harus dibentuk untuk menyelidiki kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh pasukan Israel sebagai bagian dari kejahatan genosida, yang mencakup pembunuhan terencana dan eksekusi terhadap penduduk sipil yang berada di luar proses hukum dan peradilan.

BY 4adminEdited Tue,26 Mar 2024,06:15 PM

Gaza, SPNA - Bulan Sabit Merah Palestina, sebagaimana dilansir RT Arabic, pada Minggu (24/03/2023), mengatakan bahwa tentara Israel mengepung dua rumah sakit lain di Jalur Gaza dan menuntut evakuasi awak medis dan pasien di tengah baku tembak yang hebat.

Tentara Israel mengklaim kelompok perlawanan Palestina menggunakan rumah sakit di Jalur Gaza sebagai benteng dan gudang untuk menyimpan senjata. Sementara gerakan dan tim medis membantah semua itu.

Seorang anggota Bulan Sabit Merah Palestina dibunuh Israel ketika tank Israel tiba-tiba menembus wilayah sekitar rumah sakit Al-Amal dan Nasser di kota Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.

Bulan Sabit Merah menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan lapis baja Israel menutup Rumah Sakit Al-Amal dan melakukan operasi buldoser besar-besaran di sekitarnya, menjelaskan bahwa semua tim medis saat ini dalam bahaya dan sepenuhnya terputus dari dunia luar.

Tentara Israel menuntut evakuasi seluruh staf medis, pasien, dan pengungsi dari Rumah Sakit Al-Amal dan melemparkan bom asap untuk memaksa mereka yang berada di dalam untuk pergi.

Tentara Israel mengatakan bahwa pasukannya mengebom sejumlah “infrastruktur” dengan dalih digunakan sebagai tempat berkumpulnya banyak militan di Khan Yunis. Sementara kelompok perlawanan Palestina membantah menggunakan rumah sakit untuk tujuan militer dan menuduh Israel melakukan kejahatan perang terhadap sasaran sipil.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel menangkap puluhan pasien dan petugas medis di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, yang telah berada di bawah kendali Israel selama sepekan ini.

Rumah Sakit Al-Shifa adalah salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih berfungsi Gaza Utara walaupun dengan keterbatasan yang sangat besar. Seperti fasilitas lainnya, rumah sakit ini menampung penduduk sipil dari Jalur Gaza, yang terpaksa mengungsi akibat perang.

Rumah Sakit Al-Shifa dulunya merupakan fasilitas medis terbesar dan terlengkap di Jalur Gaza. Sekarang, mereka tidak mempunyai sarana untuk merawat pasien sama sekali. Infeksi tersebar di antara pasien yang terperangkap dan petugas medis yang dieksekusi rumah sakit ini.

Tentara Israel telah mengakui bahwa mereka telah membunuh 90 orang selama operasi militer yang sedang berlangsung di Rumah Sakit Al-Shifa. Sebuah komite internasional harus dibentuk untuk menyelidiki kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh pasukan Israel sebagai bagian dari kejahatan genosida, yang mencakup pembunuhan terencana dan eksekusi terhadap penduduk sipil yang berada di luar proses hukum dan peradilan.

Sementara itu, sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (25/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 32.333 orang dan 74.694  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

WHO: Israel Ultimatum Kami untuk Evakuasi Gudang Medis di Jalur Gaza dalam 24 Jam

Jumlah korban jiwa akibat pemboman dan agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober bertambah menjadi 15.523 orang, di mana sebanyak 70 persen korban jiwa merupakan anak-anak dan perempuan. Sementara itu sebanyak 41.316 penduduk Palestina lainnya mengalami luka-luka. Sebanyak 281 petugas kesehatan meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.