Gaza, SPNA - Sejak Kamis malam hingga Jumat malam (28-29/03/2024), tentara Israel menangkap sebanyak 25 penduduk sipil Palestina di Tepi Barat, termasuk seorang perempuan dan anak-anak, sehingga secara total Israel telah menangkap 7.870 penduduk Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober.
“Operasi penangkapan yang dilakukan Israel terpusat di Yerusalem setelah ribuan umat Islam pergi untuk melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsha. Sementara penangkapan lainnya dilakukan di provinsi Hebron, Nablus, Tulkarem, dan Qalqilya," kata Komisi Tahanan Palestina.
Komisi Tahanan Palestina menambahkan bahwa dari sekitar 7.870 penduduk Palestina yang ditangkap di Tepi Barat, umumnya ditangkap di rumah, pos pemeriksaan militer, dan korban penangkapan yang dipaksa menyerahkan diri di bawah tekanan.
"Operasi penangkapan yang masih sedang berlangsung dan meningkat dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya ini terjadi dalam agenda agresi menyeluruh terhadap rakyat Palestina dan genosida yang sedang berlangsung di Gaza setelah tanggal 7 Oktober. Operasi penangkapan menargetkan semua kelompok, mulai anak-anak, perempuan, orang tua, dan orang sakit. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya," Komisi Tahanan Palestina.
Sejak tanggal 7 Oktober, tentara Israel telah meningkatkan serangannya terhadap penduduk Palestina di Tepi Barat, bersamaan dengan agresi terhadap Jalur Gaza, dengan menangkap laki-laki, perempuan, dan anak-anak.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Jumat (28/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 32.623 orang dan 75.092 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 2 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: Palinfo)