Gaza, SPNA - Sejumlah sumber medis di Jalur Gaza, pada Minggu (31/03/2024), menyebutkan bahwa empat penduduk Palestina meninggal dunia akibat kekurangan gizi dan kelaparan di Rumah Sakit Kamal Adwan di utara Jalur Gaza, sehingga jumlah korban jiwa akibat kelaparan Israel di Jalur Gaza meningkat menjadi 34 orang.
Sumber medis tersebut menyebutkan bahwa empat orang yang meninggal dunia tersebut, termasuk di antaranya dua anak-anak, yang meninggal akibat malnutrisi dan kurangnya pasokan medis, di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, utara Jalur Gaza.
Jumlah korban jiwa akibat kelaparan yang sengaja diterapkan Israel telah meningkat menjadi 34 orang, di antaranya termasuk 31 anak-anak.
Israel terus menghalangi dan mencegah datangnya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, khususnya ke wilayah utara Jalur Gaza. Sementara bantuan yang sampai ke selatan Jalur Gaza juga tidak mencukupi kebutuhan masyarakat, apalagi dengan jumlah pengungsi yang telah mencapai lebih dari 1,3 juta jiwa. Para pengungsi ini berasal dari utara Jalur Gaza hingga selatan, khususnya Rafah.
Tentara Israel tidak hanya mencegah dan melarang masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, tetapi juga dengan sengaja menyerang penduduk yang menunggu datangnya bantuan, sehingga mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan mengalami luka-luka.
Pada Sabtu malam kemarin, sebanyak 12 penduduk Palestina dibunuh dan 30 lainnya luka-luka akibat pemboman Israel yang menargetkan Komite Rakyat dan Suku di Bundaran Kuwait, tenggara Kota Gaza.
Sejak awal perang genosida Israel di Jalur Gaza, Israel terus menerus menyerang penduduk sipil Palestina ketika sedang menunggu konvoi bantuan di bundaran Kuwait. Tentara Israel juga menargetkan Komite Rakyat dan Suku yang dibentuk untuk mengamankan dan mendistribusikan bantuan, terutama ke wilayah utara Jalur Gaza, di tengah meningkatnya krisis kelaparan yang semakin parah.
Pada tanggal 19 Maret, lebih dari 20 penduduk Palestina meninggal dunia setelah Israel membom Komite Rakyat dan Suku di bundaran Kuwait. Kelompok Perlawanan Palestina di Jalur Gaza mengatakan bahwa serangan terhadap komite ini merupakan bagian dari rencana Israel untuk menyebabkan kekacauan sosial dan keamanan yang bertujuan untuk mendorong rakyat Palestina meninggalkan tanah mereka.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (31/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 32.782 orang dan 75.298 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 2 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)