Gaza, SPNA - Dokter Oman Khaled Al-Shamousi, yang bekerja sebagai sukarelawan mempertaruhkan nyawanya di tengah genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza, pada Sabtu (11/05/2024), mengungkapkan hal mengejutkan.
Ia menyebutkan bahwa hasil temuan di rumah sakit mengungkapkan bahwa anak-anak Palestina memakan koin, batu kerikir, dan baterai akibat kekurangan makanan dan kelaparan ekstrem yang diakibatkan blokade dan pemblokiran bantuan kemanusiaan yang disengaja oleh Israel ke penduduk Palestina di tengah pemboman terus menerus.
Dokter Khaled Al-Shamousi menjelaskan bahwa salah satu anak menelan sepotong logam dan tersangkut di kerongkongannya. Ia menunjukkan hasil rontgen dada gadis kecil yang ia periksa.
“Anak-anak Gaza memakan koin, kerikil, dan baterai kecil karena kelaparan yang luar biasa. Negara Arab dan Islam ikut bertanggung jawab terhadap mereka ini. Ia menelan sepotong logam dan tersangkut di kerongkongannya,” kata Khaled Al-Shamousi melalui akun X miliknya.
Khaled Al-Shamousi memposting video di dalam ruang operasi di mana ia melakukan operasi rumit pada seorang anak. Ia tampak mengeluarkan baterai kecil dari usus anak tersebut melalui mulutnya. Para staf medis kemudian bertepuk tangan setelah berhasil mengeluarkan benda asing tersebut.
“Karena kelaparan yang parah, kekurangan pasokan makanan, dan kekecewaan terhadap negara-negara sekitarnya, anak-anak menelan baterai karena mengira ini adalah permen. Di sini kami mengeluarkan baterai yang ditelan oleh seorang anak di Gaza,” kata Khaled Al-Shamousi.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (12/05), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 35.034 orang dan 78.755 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)