UNRWA: Lebih 150.000 Ibu Hamil di Gaza Hadapi Kondisi dan Risiko Kesehatan yang Buruk

UNRWA mengecam kejahatan Israel yang membuat kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk. UNRWA juga menggambarkan pengabaian dunia internasional terhadap penderitaan penduduk Palestina di Jalur Gaza dengan menyebutkan sebagai “tingkat keputusasaan baru, yang terjadi di bawah pengawasan dunia” setelah terjadi pengungsian kembali penduduk Palestina dari kota Rafah menuju Khan Yunis, akibat agresi Israel.

BY 4adminEdited Tue,14 May 2024,06:31 PM

Gaza, SPNA - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Senin (13/05/2024), memperingatkan bahwa lebih dari 150.000 perempuan hamil di Jalur Gaza “menghadapi kondisi dan risiko kesehatan yang buruk, terutama akibat perpindahan pengungsi dari Rafah.”

 “Tidak ada anak di dunia yang harus menderita seperti ini sekarang,” kata UNRWA.

UNRWA mengecam kejahatan Israel yang membuat kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk. UNRWA juga menggambarkan pengabaian dunia internasional terhadap penderitaan penduduk Palestina di Jalur Gaza dengan menyebutkan sebagai “tingkat keputusasaan baru, yang terjadi di bawah pengawasan dunia” setelah terjadi pengungsian kembali penduduk Palestina dari kota Rafah menuju Khan Yunis, akibat agresi Israel.

Sebelumnya, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengungkapkan bahwa 95 persen ibu hamil atau menyusui menghadapi kekurangan pangan yang parah. Sementara Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) menyebutkan bahwa 62 paket bantuan berupa bahan-bahan persalinan sedang menunggu izin masuk yang tidak pasti melalui penyeberangan Rafah.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Selasa (14/05), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 35.173 orang dan 79.061 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,7 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir