Gaza, SPNA - Drone atau pesawat tak berawak Israel, pada Kamis (30/05/2024), menyerang pusat pengungsi Palestina sehingga menyebabkan tujuh penduduk Palestina meninggal dunia.
Hal ini terjadi ketika drone Quadcopter dan penembak jitu Israel mengepung sejumlah penduduk di kawasan Al-Hoja bersamaan dengan penembakan artileri di sekitar kamp Jabalia. Sejumlah korban dipindahkan ke Rumah Sakit Al-Baptadi setelah serangan juga menyasar penduduk Palestina di kamp pengungsi.
Sementara itu, seorang penduduk sipil Palestina meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka, setelah pesawat tempur Israel menyerang sebuah rumah di kamp As-Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Israel juga mengebom rumah keluarga Zaqout di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah. Serangan ini membunuh empat penduduk Palestina dan 15 lainnya mengalami luka-luka.
Di selatan Jalur Gaza, tentara Israel meledakkan apartemen perumahan di sebelah timur kota Rafah dan juga mengebom daerah penduduk di berbagai wilayah Rafah.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Rabu (29/05), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 36.171 orang dan 81.420 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,7 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic)