Israel Hancurkan Lebih Separuh Bangunan Palestina di Jalur Gaza

UNDP mengatakan lebih dari 70 persen rumah penduduk Palestina di Jalur Gaza telah hancur dalam kurun waktu enam bulan dan angka tersebut bisa mencapai 80 hingga 90 persen seiring dengan berlanjutnya perang genosida Israel.

BY 4adminEdited Wed,12 Jun 2024,06:36 PM

Gaza, SPNA - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Senin (10/06/2024), mengatakan pada 10 Juni bahwa agresi Israel di Jalur Gaza telah menghancurkan lebih dari separuh bangunan di wilayah Jalur Gaza.

“Kehancuran di Gaza tidak dapat digambarkan. Lebih dari separuh bangunan telah hancur,” kata badan PBB tersebut melalui postingan media sosial.

UNRWA mengatakan bahwa untuk membersihkan puing-puing kehancuran akibat serangan Israel tersebut akan memakan waktu bertahun-tahun. Penyembuhan trauma psikologis akibat perang ini juga akan memakan waktu lebih lama.

PBB secara terpisah mencatat bahwa pemboman Israel di Jalur Gaza menargetkan lebih dari 180 bangunan PBB, yang membunuh sekitar 400 orang yang berlindung di bawah bendera PBB.

Sebelumnya pada bulan Mei, Program Pembangunan PBB (UNDP) menyatakan bahwa perbaikan daerah Jalur Gaza akan memakan waktu sekitar 80 tahun.

Asisten Sekretaris Jenderal dan Direktur Biro Regional UNDP untuk Negara-negara Arab, Abdullah Al-Dardari, mengatakan bahwa upaya pembangunan ini mungkin menelan biaya hingga 40 miliar dolar.

“Kita dihadapkan pada dilema, akan tetapi tidak ada yang mau menginvestasikan sejumlah besar uang di Gaza sebelum mereka melihat proses perdamaian yang serius dan kredibel. Sementara untuk melihat proses perdamaian yang serius dan kredibel, sekali lagi, kita tidak tahu apa yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut,” kata Abdullah Al-Dardari,

UNDP mengatakan lebih dari 70 persen rumah penduduk Palestina di Jalur Gaza telah hancur dalam kurun waktu enam bulan dan angka tersebut bisa mencapai 80 hingga 90 persen seiring dengan berlanjutnya perang genosida Israel.

Lebih dari satu juta penduduk Palestina melarikan diri ke Rafah, mencari perlindungan dari pemboman genosida Israel. Mereka kini terpaksa kembali ke reruntuhan rumah mereka setelah Israel menyerang dan membom Rafah yang dimulai pada bulan Mei.

Sementara itu, sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Selasa (11/06), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 37.164 orang dan 84.832 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Sekitar 11.000 orang hilang, diperkirakan meninggal dunia di bawah reruntuhan rumah yang dibom oleh Israel.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,7 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: The Cradle)

leave a reply
Posting terakhir
Israel tolak separuh dari rujukan medis pasien dari Gaza

Israel tolak separuh dari rujukan medis pasien dari Gaza

World Health Organization (WHO), Senin (14/08/2017), mengungkapkan bahwa lembaga Israel, Badan Koordinasi dan Penghubung, dalam bulan Mei, telah menolak separuh dari permintaan yang diajukan oleh pasien asal Gaza, untuk memperoleh perawatan medis di rumah sakit di wilayah Palestina yang diduduki.