Gaza, SPNA - Perusahaan Penyiaran Publik Israel, sebagaimana dilansir RT Arabic, pada Senin (01/07/2024), mengatakan bahwa kepemimpinan politik di Tel Aviv memberikan lampu hijau kepada kepemimpinan militer untuk mengakhiri fase perang saat ini di Jalur Gaza dan secara bertahap bergerak ke fase perang ketiga selama bulan ini.
Tentara Israel bermaksud untuk mempertahankan pasukan di Poros Philadelphia di daerah perbatasan Palestina-Mesir di selatan Jalur Gaza, serta di “Koridor Netzarim”, di mana tentara memisahkan wilayah utara Jalur Gaza dengan wilayah selatan.
Pasukan Israel sebelumnya mengindikasikan bahwa operasi di Rafah, yang bertujuan untuk melenyapkan Hamas, hampir berakhir.
Para pejabat Israel mengkonfirmasi bahwa setelah berakhirnya fase intensif perang, pasukan akan fokus pada operasi skala kecil yang bertujuan untuk mencegah Hamas mengatur ulang barisan dengan melancarkan serangan terkonsentrasi, penggerebekan, dan operasi penempatan yang disertai dengan serangan udara.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim bahwa tentara sedang mengalami kemajuan menuju akhir fase penghancuran Hamas dan kelompok pejuang Palestina lainnya.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza, di tengah bencana kelaparan yang semakin parah.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (01/07), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 37.900 orang dan 87.060 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar lebih 1,7 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)