Gaza, SPNA - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza, pada Minggu (14/07/2024), melaporkan bahwa Israel telah menghancurkan lebih dari 190 bangunan PBB di Gaza.
“Sayangnya, tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza, dan para pengungsi di Jalur Gaza tidak dapat menemukan tempat yang aman untuk mengungsi,” kata Enas Hamdan, Direktur Kantor Media UNRWA di Jalur Gaza.
Enas Hamdan menunjukkan bahwa UNRWA berbagi koordinat lembaga-lembaganya setiap hari dengan tentara Israel dan menekankan bahwa bangunan dan fasilitas mili UNRWA digunakan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi.
Pada Minggu (14/07), tentara Israel melakukan pembantaian baru dengan mengebom sekolah yang menampung pengungsi di kamp Nuseirat di tengah Jalur Gaza. Serangan terhadap sekolah milik Badan Banduan PBB untuk Pengungsi Palesina (UNRWA), membunuh 15 penduduk Palestina yang sedang mengungsi dan melukai puluhan lainnya.
“Tentara penjajah melakukan pembantaian yang mengerikan terhadap pengungsi di Sekolah Abu Oreiban di kamp Nuseirat, yang menyebabkan 15 orang meniggal dunia dan 80 lainnya mengalami luka-luka,” kata kantor media pemerintah Palestina di Jalur Gaza.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza, di tengah bencana kelaparan yang semakin parah.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (14/07), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 38.584 orang dan 88.881 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar lebih 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: Palinfo)