Israel Bom Sekolah UNRWA Nuseirat Jalur Gaza, 15 Penduduk Palestina Meninggal dan 80 Lainnya Luka-luka

“Tentara penjajah melakukan pembantaian yang mengerikan terhadap pengungsi di Sekolah Abu Oreiban di kamp Nuseirat, yang menyebabkan 15 orang meniggal dunia dan 80 lainnya mengalami luka-luka,” kata kantor media pemerintah Palestina di Jalur Gaza.

BY 4adminEdited Mon,15 Jul 2024,05:01 PM

Gaza, SPNA - Tentara Israel pada Minggu (14/07/2024), melakukan pembantaian baru dengan mengebom sekolah yang menampung pengungsi di kamp Nuseirat di tengah Jalur Gaza. Serangan terhadap sekolah milik Badan Banduan PBB untuk Pengungsi Palesina (UNRWA), membunuh 15 penduduk Palestina yang sedang mengungsi dan melukai puluhan lainnya.

“Tentara penjajah melakukan pembantaian yang mengerikan terhadap pengungsi di Sekolah Abu Oreiban di kamp Nuseirat, yang menyebabkan 15 orang meniggal dunia dan 80 lainnya mengalami luka-luka,” kata kantor media pemerintah Palestina di Jalur Gaza.

Serangan ini terjadi setelah sebelumnya Israel melakukan serangan yang lebih mematikan dengan menghantam tenda-tenda pengungsi di dekat pintu masuk sekolah Al-Awda Khan Yunis pada 9 Juli, yang membunuh sedikitnya 29 orang.

Dua hari sebelumnya, Israel juga melakukan serangan lain dengan menyerang sekolah Holy Family yang dikelola pihak gereja di Kota Gaza yang membunuh empat orang.

Serangan pemboman yang menargetkan sekolah-sekolah yang telah menjadi tempat penampungan pengungsi telah berulang kali terjadi sepanjang perang.

Israel telah berulang kali menyerang bangunan sipil setelah menuduh pejuang Palestina menggunakannya untuk tujuan militer, akan tetapi Israel tidak memberikan bukti atas klaim tersebut. Para aktivis menuduh Israel menggunakan kekuatan yang tidak proporsional terhadap penduduk sipil di Gaza. Lebih dari 38.600 penduduk Palestina telah dibunuh Israel, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, selama sembilan bulan pemboman tanpa henti.

Pada hari Sabtu, Israel menyerang daerah Al-Mawasi, yang ditetapkan sebagai zona aman oleh pemerintah Israel. Serangan ini membunuh sedikitnya 90 orang dan melukai 300 lainnya.

“Pembantaian terjadi setiap hari di mana-mana di Gaza. Ini adalah akibat dari impunitas Israel dan lambannya sikap internasional,” kata Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot setelah serangan terakhir di sekolah.

Sejak melancarkan perang pada tanggal 7 Oktober, Israel telah menghancurkan lebih dari 400 sekolah di Jalur Gaza, yang merupakan salah satu dari sedikit tempat yang dapat dijadikan tempat berlindung bagi para pengungsi Palestina, yang menghancurkan 88 persen dari seluruh fasilitas pendidikan.

Dengan hancurnya sistem pendidikan di Jalur Gaza, telah menyebabkan sekitar 620.000 penduduk Palestina usia sekolah melanjutkan studi.

Laporan Dewan Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) pada bulan Juni menemukan bahwa serangan Israel yang dilakukan berulang terhadap infrastruktur sipil, termasuk sekolah, merupakan pelanggaran hukum internasional.

“Kehidupan warga sipil dan infrastruktur dilindungi berdasarkan hukum kemanusiaan internasional. Undang-undang ini menjabarkan dengan jelas kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata yang menjadikan perlindungan warga sipil sebagai prioritas,” kata ketua OCHCR, Volker Turk.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar lebih 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: Palinfo, Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir