Gaza, SPNA - Tentara Israel, pada Selasa (16/07/2024), melakukan tiga pembantaian baru terhadap penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza. Kejahatan ini dilakukan dalam waktu yang kurang dari satu jam.
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan pada Selasa bahwa 17 orang, termasuk beberapa anak-anak, meninggal dunia dan sedikitnya 26 orang terluka setelah Israel menyerang Jalan Al-Attar dekat “zona aman” yang ditetapkan di wilayah pesisir Al-Mawasi, Khan Yunis.
Tel Aviv mengklaim serangan di dekat Khan Yunis menargetkan seorang komandan gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ).
Tentara Israel juga menyerang sekolah UNRWA yang menampung penduduk sipil Palestina yang kehilangan tempat tinggal di kamp Nuseirat di tengah Jalur Gaza. Serangan ini ini membunuh 23 penduduk Palestina dan melukai puluhan lainnya, di mana perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban jiwa. Israel mengatakan bahwa pejuang Hamas beroperasi di dalam sekolah.
Di kota utara Beit Lahia, empat penduduk sipil Palestina meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka-luka dalam serangan Israel di dekat Bundaran Sheikh Zayed.
Israel telah melakukan banyak pembantaian terhadap penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza selama beberapa hari terakhir.
Tentara Israel melancarkan serangan udara terhadap sekolah Abu Oreiban yang dikelola UNRWA di Kamp Nuseirat pada 14 Juli, membantai sedikitnya 15 penduduk Palestina yang mengungsi dan melukai lebih dari 70 orang. Tentara Israel telah melakukan lebih dari 40 pembantaian di kamp yang penuh sesak tersebut sejak dimulainya perang pada bulan Oktober.
Israel membunuh sedikitnya 90 warga sipil dan melukai ratusan lainnya di Al-Mawasi pada 13 Juli dalam serangan yang menargetkan wilayah yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai “zona aman” oleh Tel Aviv. Pekan lalu, empat sekolah menjadi sasaran pemboman Israel dalam kurun waktu empat hari.
Komunikasi terkait gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan terus terhenti. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak perjanjian apa pun yang mengakhiri perang sepenuhnya.
Netanyahu menyiratkan dalam konferensi pers pada 13 Juli bahwa tekanan militer diperlukan untuk membuat Hamas membatalkan tuntutannya untuk mengakhiri perang dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (15/07), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 38.584 orang dan 88.881 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: The Cradle, Palinfo)