Siapa Pun yang Menjadi Presiden Amerika Selanjutnya, Pemenang Pemilunya adalah Israel

Ketika kampanye kepresidenan AS memanas pada bulan Maret, Trump mengatakan kepada Israel Hayom dalam sebuah wawancara, “Saya adalah presiden terbaik dalam sejarah Israel, tidak ada yang melakukan untuk Israel seperti yang saya lakukan untuk Israel”.

BY 4adminEdited Wed,17 Jul 2024,04:23 PM

Washington, SPNA - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menegaskan kembali identitasnya sebagai seorang Zionis dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Senin (15/07/2024), di tengah kampanye presiden AS, di mana kedua kandidat bersaing untuk menyatakan kesetiaan mereka kepada Israel.

Ketika jurnalis Speedy Morman bertanya kepada Biden pada hari Senin apakah ia seorang Zionis, Biden dengan yakin menjawab, “Ya”.

“Anda tidak harus menjadi seorang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis dan seorang Zionis adalah tentang apakah Israel adalah tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi karena sejarah penganiayaan mereka. Sekarang, Anda bisa melakukan banyak hal karena banyak orang yang tidak tahu apa itu Zionis,” kata Biden.

Biden bersikeras untuk menggambarkan dirinya sebagai seorang Zionis meskipun istilah tersebut semakin menjadi kata-kata yang merendahkan di antara banyak kaum liberal AS yang menjadi basis pemilihnya.

Biden mendapat serangan dari beberapa anggota Partai Demokrat karena membantu dan bersekongkol dalam genosida Israel terhadap penduduk Palestina di Gaza.

Sejak dimulainya perang pada bulan Oktober, Biden dan tim kebijakan luar negerinya, yang dipimpin Menteri Luar Negeri Antony Blinken, telah mengirimkan bantuan tambahan miliaran dolar dan menyetujui ratusan pengiriman senjata ke Israel.

Tentara Israel telah menggunakan senjata AS untuk membunuh lebih dari 38.000 penduduk Palestina, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Ribuan lainnya kemungkinan besar terkubur di bawah reruntuhan gedung apartemen dan sekolah yang hancur akibat pemboman Israel.

Pada saat yang sama, Biden dikritik oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena tidak berbuat banyak untuk mendukung Israel.

Kritik Netanyahu tercermin dalam jajak pendapat baru-baru ini yang menunjukkan preferensi kuat terhadap Donald Trump dibandingkan Biden di kalangan Yahudi Israel sebesar 51 persen berbanding 35 persen.

Surat kabar terkemuka Israel, Israel Hayom, mengatakan bahwa kemungkinan kembalinya Trump ke kursi kepresidenan AS pada bulan November akan menjadi “fajar baru bagi hubungan AS-Israel.”

“Berbeda dengan sikap pasif-agresif pemerintahan Biden terhadap Israel, kembalinya Trump akan menandakan peralihan ke dukungan yang hampir tegas,” yang mungkin membantu Israel mengalahkan Hamas di Gaza dan melancarkan perang skala penuh melawan Hizbullah di Lebanon,” tulis Isael Hayom.

Ketika kampanye kepresidenan AS memanas pada bulan Maret, Trump mengatakan kepada Israel Hayom dalam sebuah wawancara, “Saya adalah presiden terbaik dalam sejarah Israel, tidak ada yang melakukan untuk Israel seperti yang saya lakukan untuk Israel”.

Presiden Trump lebih jauh menunjukkan dukungannya terhadap Israel melalui pemilihan wakil presidennya pada hari Senin, hari pertama Konvensi Nasional Partai Republik.

Trump memilih JD Vance, seorang Senator AS dari Ohio, yang menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Jerusalem Post pada tahun 2022 selama kunjungannya ke Yerusalem yang diduduki, “Saya akan menjadi pendukung kuat hubungan AS-Israel seperti siapa pun.”

“Yerusalem adalah situs warisan budaya terpenting di dunia. Jika Israel tidak menguasai tanah ini, saya tidak akan pernah memahami pengalaman ini,” kata JD Vance.

Dalam kampanye kedua calon presiden Amerika Serikat, baik Joe Biden maupun Donald Trump, sama-sama menunjukkan diri sebagai orang paling zionis atau paling Israel dari yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa siapa pun yang menjadi presiden Amerika Serikat selanjutnya akan terus mengakomodir kepentingan Israel.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (15/07), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 38.584 orang dan 88.881 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: The Cradle, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir