Jalur Gaza, SPNA – Husain Al-Masari melakukan perjalanan jauh demi beberapa liter air setelah pabrik deslinasi air di Gaza utara berhenti beroperasi akibat krisis bahan bakar pasca serangan Israel terhadap Gaza.
Dilansir Wafanews, hari demi hari krisis air di Gaza semakin bertambah ditengah gempuran Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu, yang menhancurkan infrastruktur di Jalur Gaza dan saluran pipa air minum. Selain itu beberapa pabrik desalinasi air juga menjadi sasaran pemboman, di saat yang sama Israel menutup seluruh akses bantuan makanan dan minuman ke Gaza.
Hal ini menyebabkan ratusan ribu warga Palestina di Gaza menghadapi kesulitan besar untuk memenuhi kebutuhan air minum. Mereka terpaksa melakukan perjalanan panjang demi mendapatkan beberapa liter air.
Pada Maret lalu, Lembaga Statistik Palestina dan Perusahaan Air Minum Palestina melaporkan bahwa bahwa suplai air di Gaza hanya mampu memenuhi 10 – 20% dari total suplai air minum pra-agresi 7 Oktober, akibat krisis bahan bakar.
Serangan brutal Israel telah menghancurkan infrastruktur saluran air bersih di Jalur Gaza, di mana 40% hancur dihantam roket Israel. Akibatnya warga Gaza hanya mampu memperoleh 3 – 15 liter air setiap harinya.
Anadolu Agency sebelumnya melaporkan bahwa sejak awal agresi pemerintah Palestina mengalami kesulitan untuk menyuplai air bersih akibat serangan berulang yang dilakukan Israel, akibatnya Sebagian warga Palestina terpaksa membeli air dari pasar gelap dengan harga 15 kali lipat tinggi. Meskipun demikian air yang dijual di pasar gelap sangat minim bahkan bercampur dengan minyak, namun terpaksa digunakan untuk menyelamatkan hidup mereka.
Hal yang sama juga dirasakan oleh warga Palestina di Gaza pusat. Juru bicara pemerintah Palestina di Gaza pusat, Husni Muhanna melaporkan bahwa rakyat Gaza terancam dehidrasi akibat krisis air bersih.
“Rakyat Palestina di Gaza pusat mengalami dehidrasi parah akibat minimnya pasokan air minum. Pasokan air yang tersedia saat ini hanya 24% dari yang tersedia pra-agresi Israel, dan hanya mampu memenuhi 40% kebutuhan di seluruh wilayah.”
Serangan Israel dalam 10 bulan terakhir telah menyebabkan kehancuran infrastruktur saluran air sepanjang 70.000 militer dan menghancurkan 42 sumur serta merusak 16 lainnya. “Pasukan Israel secara sengaja menghancurkan saluran air untuk membuat rakyat Gaza kehausan.”
Dalam operasi militer di Hay Syuja’iah yang dilancarkan pada Juni lalu, pasukan Israel telah merusak 4 sumur yang menjadi sumber mata air. Hal ini mendorong UNRWA memberikan peringatan alkibat ancaman dari berhentinya suplai air minum di Gaza.
(T.RS/S:Wafanews)