Jalur Gaza, SPNA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa virus polio tipe 2 yang berasal dari vaksin (VDPV2) telah terdeteksi di enam lokasi berbeda dalam sampel air limbah yang dikumpulkan pada tanggal 23 Juni di Khan Younis dan Deir Balah, Jalur Gaza.
Dilansir di situ resmi PBB, Sabtu (20/07/2204), “Saat ini virus tersebut diisolasi dari lingkungan; belum ada kasus paralitik yang terdeteksi,” kata Christian Lindmeier, juru bicara WHO, dalam konferensi pers di Jenewa.
WHO bersama dengan otoritas kesehatan Palestina, Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA), dan mitra lainnya sedang bekerja keras untuk mengevaluasi seberapa jauh penyebaran virus polio ini serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan penyebarannya, termasuk kampanye vaksinasi yang cepat.
Di samping itu, Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk wilayah Palestina (OHCHR) melaporkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Penduduk Gaza dilaporkan mengalami penderitaan besar, beberapa di antaranya bahkan terpaksa bertaruh nyawa saat mencari tempat perlindungan dari serangan brutal.
Ajith Sunghay, kepala OHCHR, menyatakan keprihatinannya atas kondisi ini. “Orang-orang bergerak dari utara ke selatan, meskipun mereka mengetahui perjalanan ini penuh bahaya,” katanya.
Dia juga menggambarkan pemandangan dramatis di sepanjang jalan yang dihiasi dengan barang-barang pribadi yang ditinggalkan karena serangan yang menghancurkan.
Menurut Lindmeier, Gaza sebelumnya telah berhasil menghapus virus polio liar lebih dari 25 tahun yang lalu berkat kampanye vaksinasi yang komprehensif, dengan cakupan vaksinasi mencapai 95 persen pada tahun 2022.
Namun, lebih dari sembilan bulan perang brutal yang dilancarkan Israel telah menghancurkan infrastruktur kesehatan dan menyebabkan dislokasi massal penduduk secara berulang. Hal ini juga menyebabkan terhambatnya akses kemanusiaan dan penurunan kualitas air serta sanitasi, menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin untuk menyebar, termasuk polio.
Saat ini, dari 36 rumah sakit di Gaza, hanya 16 yang masih beroperasi secara parsial. Dari 105 fasilitas perawatan kesehatan primer, hanya 45 yang dapat beroperasi. Lindmeier menegaskan bahwa hanya gencatan senjata yang akan memungkinkan peningkatan skala kegiatan imunisasi untuk mengatasi kesenjangan yang tercipta akibat konflik berkepanjangan di Gaza.
Dalam konteks global, program Eradikasi Polio WHO menjelaskan bahwa virus poliovirus dapat muncul di daerah-daerah dengan cakupan vaksinasi yang rendah.
Di tengah kondisi yang sulit ini, Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, menyambut baik keputusan Inggris untuk melanjutkan pendanaan mereka terhadap agensi tersebut di saat-saat kritis ini. Beliau menyoroti pentingnya pekerjaan tim UNRWA dalam menyediakan bantuan vital bagi jutaan warga Palestina di Gaza dan sekitarnya.
(T.RS/S:PBB)