Yaman Siap “Perang Panjang” Lawan Israel

“Kekuatan rudal Angkatan Bersenjata Yaman melakukan operasi militer (efektif) yang menargetkan sasaran-sasaran penting di daerah Umm Al-Rashrash (Eilat) di wilayah selatan Palestina yang diduduki dengan sejumlah rudal balistik, dan mencapai tujuannya dengan sukses, alhamdulillah,” kata Yahya Saree.

BY 4adminEdited Mon,22 Jul 2024,06:31 AM
Israel menyerang Hodeidah Yaman

Sanaa, SPNA - Angkatan bersenjata pemerintah Yaman, pada Minggu (21/07/2024), mengumumkan melakukan serangan terhadap kota pelabuhan Eilat di Israel, satu hari setelah jet Israel dengan keras membombardir provinsi Hodeidah untuk membalas serangan pesawat tak berawak Yaman yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tel Aviv.

Yaman juga mengumumkan operasi militer yang menargetkan kapal Amerika Serikat di Laut Merah. Juru bicara militer Yaman Yahya Saree mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa Yaman sedang mempersiapkan “perang panjang” dengan Israel.

“Kekuatan rudal Angkatan Bersenjata Yaman melakukan operasi militer (efektif) yang menargetkan sasaran-sasaran penting di daerah Umm Al-Rashrash (Eilat) di wilayah selatan Palestina yang diduduki dengan sejumlah rudal balistik, dan mencapai tujuannya dengan sukses, alhamdulillah,” kata Yahya Saree.

Angkatan laut, angkatan udara tak berawak, dan kekuatan rudal angkatan bersenjata Yaman melakukan operasi militer gabungan yang menargetkan kapal Amerika Serikat di Laut Merah dengan sejumlah rudal balistik dan drone. Operasi tersebut menyebabkan serangan langsung terhadap kapal tersebut.

Tentara Israel mengatakan pihaknya mencegat rudal balistik yang diluncurkan dari Yaman di luar wilayah udaranya. Sirene terdengar di kota pelabuhan selatan, yang telah diserang berkali-kali oleh pasukan Yaman sejak dimulainya perang di Gaza.

Pesawat tempur Israel melancarkan serangan besar-besaran di kota pelabuhan Hodeidah di daerah barat Yaman pada 20 Juli, yang menargetkan depot bahan bakar dan kilang minyak serta pembangkit listrik di provinsi tersebut. Menurut jumlah korban terbaru dari Kementerian Kesehatan Sanaa, enam orang meninggal dunia dalam serangan Israel dan 83 lainnya mengalami luka-luka, di mana sebagian besar menderita luka bakar parah.

Pemboman tersebut merupakan respons terhadap serangan pesawat tak berawak Yaman yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tel Aviv pada 19 Juli, yang menewaskan satu orang Israel dan melukai beberapa lainnya. Media Israel menggambarkan serangan itu sebagai eskalasi berbahaya yang menandai fase baru dalam perang, yang merujuk pada ketidakmampuan untuk mencegah serangan itu sebagai kegagalan besar.

Beberapa pejabat Yaman telah secara terbuka bersumpah sejak pemboman Hodeidah bahwa tindakan balasan akan dilakukan dan operasi terhadap Israel akan terus berlanjut dan meningkat.

Tentara Yaman dan gerakan Ansarallah menegaskan tidak akan menghentikan operasi militer yang menargetkan kepentingan Israel untuk mendukung penduduk Palestina di Jalur Gaza, apapun dampaknya dan apapun hasilnya.

“Mereka bersiap, dengan bantuan Allah, untuk perang yang panjang melawan musuh ini hingga agresi Israel berhenti dan blokade (Gaza) dicabut,” kata Saree.

Sementara itu, Menteri Penerangan di pemerintahan Yaman, Dhaifallah Al-Shami, mengatakan bahwa Yaman telah memasuki perang langsung dengan Israel dan militer Yaman kapan dan di mana harus menyerang.

Sementara itu, sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (21/07), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 38.983 orang dan 89.727 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: The Cradle, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir