New York, SPNA - Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, pada Selasa (23/07/2024), mengatakan bahwa hanya dalam satu hari sekitar 150.000 penduduk Palestina yang sedang mengungsi di Khan Yunis, terpaksa harus mengungsi lagi menuju “zona kemanusiaan” yang dibuat di kawasan Al-Mawasi.
Dujarric menunjukkan dalam konferensi pers pada hari Selasa bahwa semua “perintah evakuasi Israel menjungkirbalikkan kehidupan masyarakat”.
Dujarric menyebut bahwa perintah evakuasi bagi pengungsi Palestina dikeluarkan oleh tentara penjajah Israel dalam waktu yang sangat singkat dengan mengirimkan selebaran sebelum Israel melakukan serangan. Ia mengatakan bahwa tindakan tersebut meningkatkan risiko bagi kehidupan masyarakat.
Dujarric menyatakan bahwa orang-orang terpaksa mengungsi tanpa membawa apa pun, yang menunjukkan bahwa tidak ada infrastruktur di wilayah yang dituju oleh para pengungsi tersebut.
Tidak ada zona aman di Jalur Gaza, termasuk kawasan yang dituju para pengungsi Khan Yunis ini yaitu ke “zona aman” Al-Mawasi. Pada Sabtu (13/07), tentara menyerang kamp pengungsi Al-Mawasi di selatan Jalur Gaza, kawasan yang sebelumnya ditetapkan Israel sebagai zona aman. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Palestina serangan tersebut telah membunuh sekitar 90 penduduk Palestina dan melukai lebih dari 300 orang.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (22/07), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 39.060 orang dan 89.818 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: Palinfo)