Gaza, SPNA - Masyarakat Arab untuk Konservasi Alam (APN) yang berbasis di Yordania, pada Senin (29/07/2004), mengatakan bahwa pihaknya melalui kerja sama dengan para petani Gaza, telah menyelesaikan rehabilitasi dan penanaman sekitar 400 dunum atau 40 hektare lahan di Jalur Gaza.
APN mengatakan bahwa proyek tersebut dilakukan untuk menghadapi krisis kelaparan akibat genosida Israel yang telah diderita Jalur Gaza selama beberapa bulan. Sejauh ini program APN telah mampu menjangkau sekitar 162 petani dari wilayah utara, tengah, dan Selatan Jalur Gaza, dan memberi petanin Palestina tanaman pertanian yang bernilai gizi.
APN menjelaskan bahwa pihaknya memulai proyek bekerja sama dengan pemerintah Kota Gaza dengan menanam benih dan bibit sayuran di lahan pembibitan milik pemerintah kota, dengan luas diperkirakan sekitar 6,5 dunum, yang sebelumnya telah dihancurkan oleh buldoser penjajah Israel pada awal tahun. Pada saat itu, Israel menghancurkan puluhan ribu pohon dan bibit, dengan sengaja melibas sekitar 55.000 pohon di jalan-jalan dan kawasan di Kota Gaza.
Di wilayah tengah Jalur Gaza, Deir Al-Balah, Khan Yunis, dan sebagian Rafah, APN bekerja sama dengan petani Palestina juga telah menanam sekitar 500.000 bibit sayuran seperti tomat, mentimun, terong, cabai, paprika manis, dan melon, dengan luasnya sekitar 200 dunum atau 20 hektare.
APN juga telah menanam kembali sekitar 170 dunum atau 17 hektare lahan di Beit Lahia, utara Jalur Gaza, dengan 900 kilogram benih mulukhiya (sejenis sayuran), dan 115.000 benih terong dan cabai.
Selain penanaman tanaman tahap pertama proyek yang diberi nama “Menghidupkan Lahan Pertanian Gaza” ini juga mencakup rehabilitasi lahan pertanian yang rusak dengan memperluas jaringan irigasi untuk menggantikan jaringan irigasi yang rusak, membangun rumah kaca, menanam pohon buah-buahan, serta membangun dan memulihkan kolam pertanian dan peralatan penangkapan ikan. APN juga merehabilitasi peternakan ayam broiler dan lebah madu.
“semua ini dilakukan dengan mengambil manfaat langsung dari sumber daya yang ada di Jalur Gaza,” kata presiden APN, Razan Zuaiter.
Tahap kedua program APN ini diperkirakan akan segera dimulai, yang akan mencakup penanaman 50.000 pohon buah-buahan yang beragam, di mana perang genosida Israel telah menargetkan 60 persen pohon dan lahan pertanian.
“Perang (genosida) luar biasa ini memerlukan respons cepat, untuk melawan perang kelaparan yang dilakukan agresi Israel terhadap rakyat Jalur Gaza,” kata presiden APN, Razan Zuaiter.
Razan Zuaiter menekankan perlunya fokus pada isu kedaulatan pangan di Jalur Gaza, dengan membantu penduduk Palestina di Jalur Gaza untuk memproduksi dan menstabilkan sistem pangan lokal dan tidak bergantung pada bantuan kemanusiaan, yang meski diperlukan, tetap rapuh akibat blokade dan penutupan pintu penyeberangan.
Program “Menghidupkan Lahan Pertanian Gaza” adalah bagian dari Program Penanaman Sejuta Pohon, yang telah dilakukan oleh APN sejak tahun 2001 di wilayah Palestina. Selama ini APN berkontribusi dalam penanaman sekitar 3 juta pohon di seluruh wilayah Palestina, menggantikan pohon-pohon yang dicabut dan dihancurkan oleh penjajah Israel atau merehabilitasi tanah-tanah Palestina yang dirusak Israel. Hal ini untuk membantu para petani Palestina melestarikan tanah mereka, meningkatkan ketahanan pangan, dan memberikan mata pencaharian bagi mereka dan keluarga mereka.
“APN akan terus bekerja untuk mendukung petani Palestina melalui perlawanan hijau dan menanam pohon buah-buahan, dengan mengusung slogan: mereka mencabut satu pohon, kami akan menanamnya sepuluh,” kata Razan Zuaiter.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (28/07), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 39.324 orang dan 90.830 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: Palinfo)