Beirut, SPNA - Pemerintah Indonesia, melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia, mengeluarkan pernyataan, pada Senin (29/07/2024), yang mengimbau kepada seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) untuk segera meninggalkan Lebanon akibat kondisi keamanan yang tidak menunjukkan perbaikan dan untuk mengantisipasi terjadinya konflik.
WNI diminta meninggalkan Lebanon secara mandiri menggunakan penerbangan komerisial selagi masih beroperasi.
“Kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses Lapor Diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia,” bunyi pernyataan KBRI Beirut.
KBRI Beirut juga mengingatkan WNI di Lebanon untuk menghindari kawasan rawan, menyimpan barang dan dokumen berharga pada tempat yang aman, terus mencermati dan bersikap waspada atas perkembangan situasi keamanan setempat, antara lain dengan memantau media massa dan sumber informasi resmi otoritas setempat.
Beberapa wilayah di Lebanon telah ditetapkan Siaga 1 akibat terus buruknya kondisi keamanan sejak pecahnya perang genosida Israel pada 7 Oktober, terutama di Lebanon Selatan. Wilayah yang berada dalam status Siaga 1 adalah Saida, Hasbaya, Nabatiyeh, Marjeyoun, Tyre, dan Aitaroun.
Ketegangan antara Israel dan Lebanon meningkat sejak sepekan terakhir. Israel menuduh kelompok Hizbullah sebagai pelaku serangan ke Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 orang dan melukai 35 lainnya. Selanjutnya, pada Selasa (30/7/2024), Zionis Israel membunuh komandan senior Hizbullah yang juga orang kepercayaan Hassan Nasrallah, Fuad Shukr, di Beirut.
(T.FJ/S: KBRI Beirut)