Yerusalem, SPNA - Jumlah tahanan Tepi Barat yang ditahan di berbagai penjara penjajah Israel, hingga pada Selasa (30/07/2024), telah meningkat menjadi 9.870 sejak pecahnya genosida Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan bersama Komisi Tahanan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama, pada hari Selasa, bahwa jumlah penahanan penduduk Palestina sejak dimulainya perang genosida yang masih sedang berlangsung telah meningkat menjadi lebih dari 9.870.
Kedua lembaga tersebut menjelaskan bahwa tentara penjajah Israel terus melakukan operasi penangkapan, termasuk dengan menargetkan anak-anak dan mantan tahanan.
Kedua lembaga ini juga menyebut bahwa operasi penangkapan yang dilakukan tentara penjajah Israel melalui sejumlah operasi penggerebekan dan kekerasan besar-besaran, penyerangan, dan ancaman terhadap tahanan dan keluarga mereka. Israel juga melakukan operasi penyelidikan lapangan, sabotase, dan penghancuran rumah-rumah penduduk Palestina.
Berdasarakan data resmi pemerintah Palestina, sejak pecahnya perang genosida Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, tentara penjajah Israel juga mengintensifkan operasi militer di Tepi Barat, yang telah membunuh 592 penduduk Palestina dan melukai 5.400 orang lainnya.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (29/07), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 39.363 orang dan 90.923 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: Palinfo)