Washington, SPNA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menjadikan pencegahan konflik Gaza menjadi perang regional sebagai prioritas utama sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada Oktober lalu. Namun, langkah-langkah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dapat merusak upaya ini.
Menurut laporan Mohamed Bazzi, Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas New York, Amerika Serikat belum mengambil tindakan terhadap Israel meskipun Israel melakukan pembunuhan terhadap pemimpin Hizbullah Fuad Shukur dan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tanpa sepengetahuan Amerika Serikat, seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (04/08/2024).
Kritik Terhadap Netanyahu
Bazzi menegaskan bahwa meskipun Biden telah meminta Netanyahu untuk menghindari eskalasi dengan Hizbullah, namun Israel bersikukuh tetap melanjutkan operasi yang dapat memicu konflik lebih luas. Di saat yang sama, Biden belum mengambil sikap efektif, yaitu mengurangi atau membatasi bantuan militer sebesar 6,5 Dollar AS miliar kepada Israel.
Bazzi menyebutkan bahwa Biden mengabaikan fakta bahwa sekutu Iran di wilayah tersebut, yang dikhawatirkan oleh Amerika Serikat dan Israel, kemungkinan akan menghentikan pertempuran jika agresi terhadap Gaza dihentikan.
Kritik juga datang dari pihak yang merasa bahwa Biden tidak menggunakan pengaruhnya dengan cukup kuat untuk menekan Israel agar menghentikan eskalasi.
Solusi untuk Menghindari Perang Regional
Penulis mengusulkan bahwa solusi terbaik bagi Amerika Serikat dan sekutunya adalah menerapkan gencatan senjata segera di Gaza dan menekan Netanyahu untuk menghentikan serangan regional yang bisa memicu konflik lebih luas. Tanpa langkah-langkah ini, risiko perang yang lebih besar bisa memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza dan memperumit situasi di Timur Tengah.
Menurut laporan dari situs The Intercept, Amerika Serikat akan mengirim kapal perang dan pesawat tempur ke Timur Tengah untuk membantu mempertahankan Israel di tengah meningkatnya kekhawatiran akan konflik dengan Iran dan sekutunya.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin menyatakan bahwa kapal yang dilengkapi dengan sistem rudal untuk menembak jatuh rudal balistik akan dikerahkan.
Austin juga mengeluarkan perintah untuk menyesuaikan rencana dan penempatan pasukan militer AS di wilayah tersebut guna memastikan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat.
(T.RS/S: Al Jazeera)