Invetigasi Iran: Ismail Haniyeh Dibunuh oleh Proyektil Jarak Pendek dalam Operasi Teroris Israel

Lebih jauh, pernyataan IRGC tersebut dengan tegas menolak klaim media Barat yang menuduh Ismail Haniyeh dibunuh dengan bom yang ditanam di dalam kediamannya. IRGC menyebut bahwa laporan media Barat tersebut dipicu oleh “tujuan politik yang jahat” untuk mengalihkan perhatian opini publik.

BY 4adminEdited Mon,05 Aug 2024,06:44 PM
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, berdiskusi dengan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian terkait perkembangan politik dan lapangan terkini perang genosida Israel di Jalur Gaza, Selasa (30/07/2024).

Teheran, SPNA - Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengungkapkan hasil investigasi, pada Sabtu (03/08/2024), bahwa kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh “proyektil jarak dekat” menggunakan hulu ledak sekitar tujuh kilogram dalam operasi teroris Israel yang menghantam ibu kota Iran awal pekan ini.

Pernyataan IRGC tersebut juga menyatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat bertanggung jawab dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan operasi teroris tersebut.

“Entitas teroris Zionis pasti akan dihukum berat atas kejahatan teroris ini pada waktu, tempat, dan metode yang tepat,” kata IRGC.

Lebih jauh, pernyataan IRGC tersebut dengan tegas menolak klaim media Barat yang menuduh Ismail Haniyeh dibunuh dengan bom yang ditanam di dalam kediamannya. IRGC menyebut bahwa laporan media Barat tersebut dipicu oleh “tujuan politik yang jahat” untuk mengalihkan perhatian opini publik.

Pernyataan IRGC juga mencatat bahwa semua protokol keamanan dan persyaratan keselamatan telah diterapkan sepenuhnya di kediaman Ismail Haniyeh di Teheran, yang digunakan untuk menampung tokoh politik dan tamu asing.

Pengumuman IRGC ini disampaikan setelah tokoh perwakilan Hamas di Iran, Khaled Kaddoumi, menyatakan bahwa New York Times (NYT) telah secara terang-terangan mengarang laporan terkait pembunuhan Ismail Haniyeh.

Khaled Kaddoumi menyebut bahwa skenario murahan yang dipromosikan sejumlah media Barat tentang pembunuhan Ismail Haniyeh sangat menggelikan. Ia mengatakan bahwa narasi yang diterbitkan oleh New York Times tentang agen Mossad yang menanam alat peledak di dalam apartemen tempat Haniyeh tinggal dibuat-buat demi mencoba menghindari tanggung jawab Israel.

“Saya ada di sana, dan dinding serta langit-langit tempat dia berada runtuh. Jelas dari tampilan bekas setelah serangan dan dari tubuh asy-syahid Ismail Haniyeh, bahwa serangan dilakukan oleh proyektil yang dijatuhkan dari udara,” kata Khaled Kaddoumi .

Berita New York Times mendukung narasi militer Israel. Setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa angkatan udara tidak sedang menjalankan misi apa pun malam itu kecuali untuk serangan yang menargetkan Beirut.

Ismail Haniyeh terbunuh pada Rabu dini hari (31/07/2024). Pada malam sebelumnya, Israel membunuh komandan tinggi Hizbullah Fuad Shakr dalam sebuah serangan udara di sebuah bangunan tempat tinggal. Serangan itu juga membunuh dua perempuan dan dua anak-anak.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (05/08), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 39.583 orang dan 91.398 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 606 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 140 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: The Cradle, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Bagaimana Petinggi Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Ibu Kota Iran?

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Ismail Haniyeh meninggal dunia akibat serangan berbahaya Zionis Israel di kediamannya di Teheran.  Sementara itu, dalam pernyataan lain, Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi atas pembunuhan yang menargetkan tamu penting negara Iran.