Beirut, SPNA - Hizbullah Lebanon, pada Selasa (20/08/2024), mengumumkan bahwa pihaknya telah mengebom markas Divisi Golan ke-210 di Barak Nafah dan markas Resimen Artileri dan Brigade Lapis Baja di Barak Yardun dengan rudal.
“Demi mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza dan untuk mendukung perlawanan mereka yang berani dan terhormat, dan sebagai tanggapan terhadap serangan musuh Israel yang menargetkan wilayah Bekaa, Mujahidin Perlawanan Islam pada hari Selasa 20 Agustus 2024, membom markas Divisi Golan ke-210 di Barak Nafah, dan markas Resimen Artileri dan Brigade Lapis Baja Divisi 210 di Barak Yardun dengan rentetan rudal yang intens,” kata Hizbullah.
Rudal salvo ditembakkan dari Lebanon Selatan menuju Galilea Atas dan Golan yang diduduki pada hari Selasa. Sementara tentara Israel juga mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa sekitar 55 peluru yang diluncurkan dari wilayah Lebanon, dan beberapa di antaranya pelurunya berhasil dicegat, sementara sisanya jatuh di area terbuka tanpa ada korban jiwa.
Pada Senin malam, tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengklaim telah mengebom sejumlah gudang senjata milik Hizbullah di wilayah Bekaa di Lebanon Timur.
Daerah perbatasan di selatan Lebanon telah menyaksikan ketegangan keamanan, baku tembak, dan pemboman rudal antara tentara Israel dan Hizbullah satu hari setelah Hamas melancarkan Operasi “Badai Al-Aqsha” pada 7 Oktober 2023 dan Israel melakukan perang genosida terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza.
Hizbullah beberapa kali menegaskan bahwa selama Israel masih belum menghentikan perang dan genosida di Jalur Gaza, maka serangan dan perang dari Hizbullah Lebanon tidak akan berhenti.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Selasa (19/08/2024), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 40.139 orang dan 92.743 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 632 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 140 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.
Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)