Gaza, SPNA - Tentara Israel, pada Selasa (20/08/2024), melakukan pembantaian baru di Kota Gaza yang membunuh 12 penduduk Palestina dalam serangan di sekolah Mustafa Hafez.
“Yang lainnya masih hilang di bawah reruntuhan bangunan, tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka karena kurangnya peralatan,” kata Pertahanan Sipil Gaza.
Pertahanan Sipil Gaza menambahkan bahwa sekolah tersebut menampung ratusan penduduk Palestina yang mengungsi akibat perang dan pengeboman tiada henti Israel. Setelah pasukan Israel menyerang sekolah tersebut, langit-langit bangunan runtuh menimpa orang-orang.
Israel telah berulang kali mengebom sekolah, rumah sakit, dan fasilitas lain yang melindungi penduduk Palestina di Jalur Gaza yang mengungsi.
Pada 10 Agustus, tentara Israel mengebom sebuah sekolah yang penuh dengan penduduk Palestina yang mengungsi di dekat Kota Gaza yang membunuh sekitar 100 orang dan melukai yang lainnya. Serangan terhadap sekolah At-Tabi’in ini bahkan terjadi saat pengungsi Palestina sedang melaksanakan salat subuh.
Pertahanan Sipil Gaza mengatakan saat itu bahwa sekolah At-Tabi’in dibom dengan tiga rudal, termasuk sedikitnya satu menggunakan rudal MK-84 yang memiliki berat 2.000 kilogram.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Selasa (19/08), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pengeboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 40.139 orang dan 92.743 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pengeboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 632 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 140 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.
Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pengeboman Israel.
(T.FJ/S: The Cradle, Palinfo)