Tepi Barat, SPNA - Adel Abdel Ghafar, direktur Program Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan di Middle East Council on Global Affairs, mengatakan situasi di Tepi Barat "mengkhawatirkan", menyoroti potensi perluasan konflik Israel-Gaza ke Tepi Barat.
"Saya pikir Israel di sini mengejar dua tujuan. Pertama, tujuan mereka adalah mengejar militan di Tepi Barat," katanya kepada Al Jazeera. "Tetapi secara lebih luas, sebenarnya, ini adalah kelanjutan perang melawan rakyat Palestina dan potensi perluasan permukiman."
Ghafar menambahkan bahwa meningkatnya kekerasan pemukim dan retorika yang semakin keras dari pemerintah Netanyahu semuanya mengarah ke arah itu.
"Ini benar-benar bagian tak terpisahkan dari hukuman kolektif rakyat Palestina. Kami telah melihat 40.000 orang tewas, penghancuran infrastruktur sipil, kembalinya polio, penggunaan kelaparan sebagai senjata perang."
Middle East Council on Global Affairs (ME Council) adalah lembaga penelitian kebijakan nirlaba independen yang berkantor pusat di Doha, Qatar. Lembaga ini melakukan penelitian yang relevan dengan kebijakan, menyelenggarakan pertemuan dan dialog, serta melibatkan para pelaku kebijakan dalam isu-isu geopolitik dan sosial ekonomi yang khusus untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).
Serangan Israel Ke Tepi Barat
Ratusan tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran di Tepi Barat yang diduduki di Jenin, Tulkarem, dan kamp pengungsi Far’a dekat Tubas, pada Rabu (28/08/2024).
Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 10 warga Palestina dalam apa yang disebut sebagai serangan terbesar Israel di sana dalam 20 tahun terakhir karena mereka mengklaim bahwa mereka menargetkan "teroris bersenjata yang menjadi ancaman bagi pasukan keamanan".
Presiden Otoritas Palestina (PA) mengutuk serangan Israel dan memperingatkan bahwa serangan itu dapat mengakibatkan hasil yang "mengerikan dan berbahaya". Presiden PA Mahmoud Abbas kembali lebih awal dari kunjungannya ke Arab Saudi.
Serangan Israel terhadap kamp-kamp pengungsi dan kota-kota di Tepi Barat terjadi hampir setiap hari dan telah meningkat sejak 7 Oktober. Skala serangan saat ini menimbulkan pertanyaan tentang waktu dan motifnya.
7 Oktober adalah tanggal ketika Hamas meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa, yang menewaskan 1.139 orang di Israel selatan dan menyebabkan sekitar 240 orang ditawan.
Sejak itu, Israel telah menewaskan sedikitnya 40.534 orang dan melukai 93.778 lainnya di Gaza.
Israel telah menewaskan 662 warga Palestina dan melukai sekitar 5.400 orang di Tepi Barat selama periode yang sama.
(T.HN/S: Aljazeera)