UNRWA: Israel Beli Iklan Google untuk Blokir Donasi ke Palestina

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa upaya Israel untuk mencemar nama baik UNRWA telah merusak reputasi lembaga PBB untuk pengungsi Palestina tersebut dan membahayakan nyawa stafnya.

BY 4adminEdited Sun,01 Sep 2024,11:44 AM

Gaza, SPNA - Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), pada Sabtu (31/08/2024), menyebut bahwa pemerintah Israel “membeli iklan di Google untuk memblokir pengguna agar tidak memberikan donasi” kepada UNRWA.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa upaya Israel untuk mencemar nama baik UNRWA telah merusak reputasi lembaga PBB untuk pengungsi Palestina tersebut dan membahayakan nyawa stafnya.

“Upaya yang segaja dilakukan untuk menyebarkan informasi yang salah ini harus dihentikan dan harus diselidiki. Penyebaran informasi yang salah dan disinformasi terus digunakan sebagai senjata dalam perang di Gaza,” kata Lazzarini.

Ia menyerukan lebih banyak peraturan bagi perusahaan, termasuk platform media sosial, untuk memerangi disinformasi dan ujaran kebencian.

Israel telah berkampanye selama bertahun-tahun melawan UNRWA, organisasi utama yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk Palestina di wilayah Palestina yang diduduki dan menyediakan layanan bagi pengungsi Palestina di negara lain sejak 1949. Israel mengklaim bahwa UNRWA memiliki hubungan dengan “teroris” dan melobi dunia internasional untuk menutup lembaga ini. Sebuah klaim yang tidak pernah dibuktikan oleh Israel.

Bulan lalu, PBB mengecam juru bicara pemerintah Israel setelah ia menggambarkan Philippe Lazzarini sebagai “simpatisan teroris”. PBB mengatakan komentar tersebut “tercela” dan memperingatkan bahwa komentar tersebut membahayakan keselamatan Lazzarini.

Awal tahun ini, Israel menuduh bahwa beberapa staf UNRWA berpartisipasi dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, yang menyebabkan lebih dari banyak lembaga donor internasional menghentikan dukungan terhadap UNRWA.

Sebuah tinjauan independen yang disahkan PBB menemukan bahwa Israel tidak memberikan bukti yang kredibel atas tuduhannya dan sebagian besar donor telah mengembalikan pendanaan.

UNRWA menyebut bahwa serangan Israel di Gaza sering menargetkan fasilitas dan bangunan UNRWA, yang membunuh 212 anggota staf PBB dan menghantam sedikitnya 70 persen sekolah-sekolah PBB.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Kamis (29/08), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 40.602 orang dan 93.855 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 644 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 140 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

(T.FJ/S: Aljazeera, Palinfo)

 

leave a reply
Posting terakhir