Tel Aviv, SPNA - Perseteruan politik di Israel semakin memanas setelah Benny Gantz menuduh Netanyahu mengutamakan kepentingan pribadinya di atas kepentingan negara.
Hal disampaikan pemimpin kelompok oposisi pemerintah Israel tersebut dalam merespon Netanyahu yang bersikeras mempertahankan kontrol Israel atas perbatasan Gaza-Mesir di Koridor Philadelphia, yang menjadi penghalang utama dalam upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Berbicara di konferensi tahunan Asosiasi Pengacara Israel di Tel Aviv, Selasa (03/09/2024), Gantz menyatakan bahwa Netanyahu “telah kehilangan ara dan melihat dirinya sebagai negara… Hal ini sangat berbahaya!” tegasnya.
Kontroversi Soal Koridor Philadelphia
Pada Senin malam, Netanyahu menegaskan bahwa Israel harus mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir. Sikap ini dipandang oleh banyak pihak sebagai ancaman terhadap upaya gencatan senjata dan pembebasan sandera Israel dalam perang dengan Hamas.
Gantz kemudian memperingatkan Netanyahu bahwa tentara Israel akan menjadi “sasaran empuk” pejuang Palestina di Gaza. Dia juga menolak klaim Netanyahu bahwa jika Israel menarik diri dari Philadelphia, tekanan internasional akan membuat Israel sulit kembali ke Gaza. “Kita akan kembali ke Philadelphia ketika diperlukan,” kata Gantz sambil menyerukan agar Netanyahu diturunkan tahta lalu diadakan pemilu baru.
Netanyahu belum banyak berpidato sejak 7 Oktober, tetapi pada Senin, dia tampil di televisi untuk menanggapi protes besar-besaran di seluruh Israel yang menuntut kesepakatan damai pasca penemuan enam sandera yang dibunuh di Gaza. Netanyahu menegaskan tidak tunduk dalam perjanjian gencatan senjata dan tidak akan menyerah pada tekanan untuk mengakhiri perang yang kini mendekati bulan ke-12.
Sikap keras Netanyahu ini dikritik oleh banyak pihak, termasuk Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang menyerukan agar Israel menyetujui kesepakatan damai untuk membebaskan sandera sebagai prioritas utama pemerintah.
Ketegangan di Gaza dan Tepi Barat
Sementara itu, di Gaza, serangan udara Israel dan pertempuran darat antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Hamas terus berlanjut tanpa henti. Di Tepi Barat, IDF mengubah kebijakannya merespon situasi yang semakin memanas di sana dan sekarang menganggap wilayah tersebut sebagai “garda perang kedua setelah Gazaa”.
Pejabat pertahanan Israel khawatir situasi di Tepi Barat bisa semakin memburuk, sementara perang di Gaza masih berlangsung dan ketegangan semakin intens dengan Hezbollah di perbatasan Lebanon.
Gantz dan banyak warga Israel lainnya menuduh Netanyahu lebih mementingkan kelangsungan politiknya daripada nyawa sandera, dengan alasan bahwa kesepakatan gencatan senjata bisa menyebabkan mitra koalisi sayap kanannya meninggalkan pemerintahan, memicu diadakannya pemilu baru.
(T.RS/S:TheGuardian)