Desakan Yair Lapid: Perang Harus Berhenti, Netanyahu Harus Angkat Kaki!

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menuduh investigasi pemerintah terkait serangan Hamas pada 7 Oktober sebagai “sandiwara” yang dirancang untuk melindungi Perdana Menteri Netanyahu dari pembentukan komite penyelidikan resmi yang lebih transparan. Lapid mengkritik keras pemerintahan Netanyahu, menilai bahwa investigasi ini hanya untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan keamanan yang terjadi. Kritik ini mencerminkan ketidakpuasan publik yang semakin meningkat terhadap pemerintah, dengan tuntutan agar komite penyelidikan resmi segera dibentuk dan Netanyahu digantikan demi mengakhiri perang.

BY 4adminEdited Sat,07 Sep 2024,06:21 AM
Oposisi Israel dan pemimpin partai Yesh Atid, Yair Lapid, berbicara kepada pers selama pertemuan partai di Yerusalem, pada 5 Februari 2024 [Amir Levy/Getty Images]

Tel Aviv, SPNA - Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menuduh investigasi pemerintah terkait serangan Hamas pada 7 Oktober lalu hanyalah “sandiwara” yang dirancang untuk melindungi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari pembentukan komite penyelidikan resmi yang lebih transparan.

Dilansir Middle East Monitor (08/09/2024), Lapid menyatakan bahwa penyelidikan ini lebih merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari tanggung jawab pemerintah atas kegagalan keamanan yang terjadi, sementara Netanyahu justru terus mendesak agar perang berlanjut tanpa batas waktu yang jelas.

Lapid memberikan kritik tajam terhadap cara pemerintahan Netanyahu menangani perang yang sedang berlangsung, khususnya terkait investigasi pemerintah terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober. Ia menyebut investigasi tersebut sebagai “pertunjukan yang direncanakan oleh pengawas negara untuk melindungi Netanyahu,” menurut laporan dari Times of Israel.

“Alih-alih membahas tanggung jawab dan melakukan investigasi objektif, pengawas negara seharusnya memastikan bahwa protokol di Kantor Perdana Menteri tidak dimanipulasi atau diubah, dan bahwa komite penyelidikan resmi segera dibentuk,” tegas Lapid. Dia juga menyebut bahwa ia tidak percaya dengan integritas investigasi ini dan menilai bahwa pengawas negara lebih loyal kepada Netanyahu ketimbang kepada publik Israel.

Kritik Lapid ini mencerminkan ketidakpuasan yang meluas di kalangan publik Israel, yang menuntut adanya pertanggungjawaban atas kegagalan militer dalam menghadapi serangan Hamas yang terjadi pada 7 Oktober.

Tekanan publik semakin meningkat, dan tuntutan untuk membentuk komite penyelidikan resmi terus bergema di kalangan oposisi dan masyarakat sipil. Sementara Netanyahu tetap bersikeras bahwa perang harus dilanjutkan, oposisi menilai bahwa ini adalah saat yang tepat bagi Israel untuk mengevaluasi kembali strategi dan mencari jalan keluar.

Lapid mengakhiri pernyataannya dengan mendesak agar Israel segera membuat kesepakatan dengan Hamas dan menyatakan bahwa “Sudah saatnya mengganti pemerintahan Netanyahu dan mengakhiri perang.”

Yair Lapid, lahir pada 5 November 1963, adalah seorang politikus Israel dari partai Yesh Atid dan mantan jurnalis. Ia menjabat sebagai pemimpin kelompok oposisi pemerintah sejak Januari 2023. Lapid juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Israel ke-14 dari 1 Juli hingga 29 Desember 2022, serta Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan pada periode lainnya.

Sebelum terjun ke politik pada 2012, Lapid adalah penulis, presenter TV, dan pembaca berita. Partai Yesh Atid yang ia dirikan menjadi partai kedua terbesar di Knesset setelah memenangkan 19 kursi pada pemilihan legislatif pertamanya pada 2013. Lapid pernah meraih peringkat pertama dalam daftar “Orang Yahudi Paling Berpengaruh di Dunia” versi The Jerusalem Post dan termasuk dalam daftar 100 “Orang Paling Berpengaruh di Dunia” versi majalah Time pada 2013.

(T.RS/S:MiddleEastMonitor)

leave a reply
Posting terakhir
Yair Lapid dan Netanyahu Sumber: The TimesOf Israel

Yair Lapid: Netanyahu Kehilangan Kendali Dan Tidak Akan Menang Melawan Hamas

Yair Lapid, pemimpin oposisi Israel, menuding pemerintahan Netanyahu kehilangan kendali, menyatakan bahwa di bawah kepemimpinan Netanyahu, Israel tidak akan mampu memenangkan perang melawan Hamas. Lapid menyoroti konflik internal dalam pemerintahan, termasuk perselisihan di kabinet dan protes oleh para menteri. Dia juga mencatat penurunan hubungan dengan AS, tantangan ekonomi, dan kehilangan dukungan koalisi. Lapid menekankan perlunya perubahan pemerintahan untuk kesuksesan Israel.

Seruan Solusi Dua Negara Yair Lapid Picu Kecaman di Israel

“Tidak ada tempat atau logika untuk menyuarakan kembali gagasan negara Palestina dalam agenda politik. Tidak ada tempat untuk negara tambahan antara sungai (Yordania) dan laut (Mediterania). Tidak ada prospek atau kehidupan bagi proses politik dengan Palestina,” kata Naftali Bennett.

Yair Lapid: Tidak Ada Negosiasi dengan Palestina

“Lapid mencoba memberi kesan kepada masyarakat internasional bahwa dirinya mendukung solusi dua negara, seperti yang terjadi dalam pertemuannya dengan para menteri luar negeri Uni Eropa, tetapi ia kembali membuka wujud aslinya melalui pernyataan yang dia umumkan ini. Ini menegaskan bahwa Lapid berbicara dalam dua bahasa,” sebut Kementerian Luar Negeri Palestina.