Aksi Bela Rakyat Palestina di Nablus Berujung Maut: Aktivis Amerika-Turki Tewas Tertembak Pasukan Israel

Aysenur Ezgi Eygi, aktivis Amerika-Turki berusia 26 tahun, tewas tertembak dalam aksi protes menentang pemukiman ilegal Israel di selatan Nablus, Tepi Barat. Eygi, yang baru lulus dari University of Washington, ditembak di kepala saat pasukan Israel menggunakan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata untuk melawan demonstran. Insiden ini memicu kecaman internasional, termasuk dari pemerintah Nablus, AS, dan Turki, serta organisasi hak asasi manusia, yang menuntut investigasi menyeluruh dan hukuman bagi pihak yang bertanggung jawab. Eygi adalah anggota International Solidarity Movement, yang menentang penindasan terhadap warga Palestina melalui aksi damai.

BY 4adminEdited Sat,07 Sep 2024,06:21 AM
Tentara Israel menembakkan peluru karet ke arah pengunjuk rasa Palestina menyusul pengumuman kematian seorang warga Palestina yang melakukan mogok makan di tahanan Israel pada 2 Mei 2023, di Hebron, di Tepi Barat yang diduduki (Hazem Bader/AFP)

 

Tepi Barat, SPNA - Seorang aktivis kewarganegaraan Amerika dan Turki, Aysenur Erzgi Eygi (26 tahun) gugur tertembak di kepala dalam aksi protes melawan ekspansi pemukiman ilegal Israel di selatan Nablus, Tepi Barat.

WhatsApp-Image-2024-09-07-at-01.42.54.jpeg
Aysenur Erzgi Eygi (Credit: AnadoluAgency)

Eygi baru saja merayakan kelulusan dari University of Washington. Wanita 26 tahun itu bergabung dalam aksi demo tersebut sebagai bagian dari upaya mendukung hak-hak Palestina dan menolak kekerasan pemukim Israel.

Menurut laporan dari Wafanews, (06/09/2024), Aysenur Erzgi Eygi ditembak mati saat mengikuti aksi demo, di mana pasukan Israel (IDF) menggunakan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata dalam melawan pendemo Palestina.

Setelah ditembak, Eygi dilarikan ke Rumah Sakit Rafidia di Nablus dalam kondisi kritis dengan cedera kepala parah. Meskipun tim medis berusaha melakukan resusitasi, nyawanya tidak tertolong. Saksi mata melaporkan bahwa Eygi ditemukan dalam keadaan terluka parah di bawah pohon zaitun dan mengalami pendarahan hebat sebelum akhirnya meninggal dunia.

20240906_2_65418157_104527570.jpg
Jenazah Aysenur Ezgi Eygi yang tak bernyawa, yang ditembak di kepala dengan peluru oleh pasukan Israel, dibawa ke Rumah Sakit Negara Rafidia di Nablus, Tepi Barat, pada 6 September 2024. Foto: Issam Rimawi/Anadolu/Getty Images

Reaksi Internasional dan Tuntutan Hukum

Kematian Eygi segera memicu kritik keras terhadap IDF yang berulang kali melakukan tindak kekerasan terhadap pendemo. Pemerintah Nablus menyatakan bahwa mereka akan mengajukan tuntutan hukum ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengejar keadilan atas kematian Eygi. Mereka juga meminta Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk menghentikan dukungan terhadap Israel, mengklaim bahwa Israel telah melakukan serangan terhadap rumah sakit, membunuh anak-anak, dan menargetkan warga asing, termasuk warga negara Amerika.

Dari pihak Amerika Serikat, Kedutaan Besar AS di Israel mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi mengenai kejadian tersebut dan menegaskan bahwa keselamatan warga negara AS adalah prioritas utama mereka.

Di saat yang sama, Kementerian Luar Negeri Turki mengeluarkan pernyataan keras yang mengutuk tindakan tersebut sebagai upaya intimidasi terhadap pendukung perjuangan Palestina. Mereka menyerukan agar pelaku kejahatan kemanusiaan dibawa ke pengadilan internasional.

Organisasi hak asasi manusia, termasuk Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, juga menyuarakan kecaman terhadap tindakan Israel. Mereka menilai bahwa investigasi yang dilakukan oleh Israel sering kali tidak efektif dan menyerukan sanksi internasional untuk menanggapi pelanggaran hak asasi manusia.

PBB juga menekankan pentingnya investigasi menyeluruh dan perlindungan terhadap warga sipil dalam situasi konflik. PBB meminta agar semua pihak yang terlibat mempertanggungjawabkan tindakan mereka.

Eygi adalah anggota International Solidarity Movement, sebuah organisasi yang berfokus pada aksi non-kekerasan melawan penindasan sistematis terhadap warga Palestina.

Demonstrasi yang diikutinya merupakan bagian dari aksi protes merespon kekerasan yang dilakukan pemukim Israel, yang telah meningkat sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada bulan Oktober.

Aktivitas Eygi dan rekan-rekannya di International Solidarity Movement bertujuan menarik perhatian internasional terhadap penderitaan yang dihadapi oleh rakyat Palestina yang hidup tertindas akibat kebijakan pemukiman ilegal yang melanggar hukum internasional.

(T.RS/S:TRTWORLD)

leave a reply