Israel Tembak Mati Warga Amerika Serikat Selama Aksi Protes di Tepi Barat

Aysenur Ezgi Eygi adalah relawan ISM ketiga yang dibunuh penjajah Israel di Palestina. Rachel Corrie dibunuh di Rafah, Gaza, pada tahun 2003 setelah tentara Israel menabrak dan menghancurkan tubuhnya menggunakan buldoser. Tom Hurndall dibunuh di Gaza pada tahun 2004 oleh penembak jitu Israel. Tentara israel juga menembak wajah Brian Avery di Jenin pada tahun 2003. Ia selamat dari serangan itu tetapi mengalami cacat permanen. Peluru merobek pipinya dan menghancurkan rongga mata serta tulang rahangnya.

BY 4adminEdited Sun,08 Sep 2024,03:22 PM
Untuk mengenang Aysenur Ezgi Eygi yang dibunuh Israel, penduduk Amerika Serikat menempelkan poster di tiang listrik di jalanan Seattle, Washington.

Yerusalem, SPNA - Tentara Israel menembak dan membunuh seorang aktivis internasional perempuan asal Amerika Serikat selama aksi protes anti-penjajahan Israel di kota Beita dekat Nablus di Tepi Barat, pada Jumat (06/09/2024).

Aysenur Ezgi Eygi (26 tahun), warga negara Amerika Serikat keturunan Turki, meninggal dunia setelah ditembak di bagian kepala menggunakan peluru tajam oleh pasukan Israel di Beita, sebuah kota yang terletak di selatan Nablus di Tepi Barat yang diduduki.

Aysenur Ezgi Eygi berpartisipasi bersama penduduk sipil Palestina setempat dalam aksi protes damai mingguan terhadap perluasan permukiman ilegal Israel di tanah Tepi Barat Palestina. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Rafidia di Nablus dan ditempatkan di unit perawatan intensif.

“Kami mencoba melakukan operasi resusitasi padanya, tetapi sayangnya ia meninggal,” kata Direktur Rumah Sakit Rafidia, Fouad Nafaa.

.Tidak Ada Komentar Langsung dari Kedutaan Amerika Serikat

Sejumlah sumber lokal mengatakan bahwa konfrontasi meletus ketika tentara Israel membubarkan massa aksi menggunakan kekerasan, menembakkan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata ke arah demonstran. Seorang penduduk Palestina berusia 18 tahun juga terluka terkena pecahan peluru yang mengenai pahanya.

Aysenur Ezgi Eygi adalah seorang relawan untuk Gerakan Solidaritas Internasional (ISM) dan terlibat dengan kampanye Faz’a, yang bekerja untuk mendukung dan melindungi petani Palestina dari kekerasan militer dan pemukim ilegal Israel.

Aysenur Ezgi Eygi adalah relawan ISM ketiga yang dibunuh penjajah Israel di Palestina. Rachel Corrie dibunuh di Rafah, Gaza, pada tahun 2003 setelah tentara Israel menabrak dan menghancurkan tubuhnya menggunakan buldoser. Tom Hurndall dibunuh di Gaza pada tahun 2004 oleh penembak jitu Israel. Tentara israel juga menembak wajah Brian Avery di Jenin pada tahun 2003. Ia selamat dari serangan itu tetapi mengalami cacat permanen. Peluru merobek pipinya dan menghancurkan rongga mata serta tulang rahangnya.

Pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi yang dilakukan tentara Israel terjadi di tengah meningkatnya serangan pemukim ilegal Israel terhadap penduduk sipil Palestina di Tepi Barat. Gerakan pemukim Israel berupaya mengusir penduduk asli Palestina dari tanah mereka dengan tujuan membuka jalan bagi permukiman ilegal Yahudi yang akan didirikan di tanah Palestina.

Awal bulan ini, lebih dari 70 pemukim ilegal Yahudi bersenjata menyerbu kota Palestina Jit di Tepi Barat yang diduduki, melepaskan tembakan dan gas air mata ke arah penduduk dan membakar beberapa rumah, mobil, dan properti lainnya.

Pemukim Israel membunuh Rashid Sedda (23 tahun) selama serangan kejahatan terorganisir tersebut. Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina mengonfirmasi bahwa pemuda Palestina tersebut meninggal karena luka tembak di dada.

“Kami sering mengalami serangan tetapi tidak ada yang sehebat ini. Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya, dan tanpa peringatan sebelumnya. Mereka mengejutkan orang-orang. Perempuan, anak-anak, dan orang tua ada di sana” kata kepala dewan desa Jit, Nasser Sedda, kepada CNN.

Sementara itu, militer Israel membenarkan adanya puluhan pemukim Israel, di mana beberapa menggunakan topeng, memasuki kota Jit dan membakar kendaraan dan bangunan di daerah tersebut, melemparkan batu dan bom molotov.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Kamis (05/09), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 40.861 orang dan 94.400 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 691 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 140 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

(T.FJ/S: The Cradle, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir