Palestina: 69 Persen Penduduk Palestina yang Dibunuh Israel Adalah Perempuan dan Anak-anak

Israel telah membom lebih dari 170 tempat penampungan pengungsian. Sebanyak 200 gedung pemerintah serta 123 sekolah dan universitas telah dihancurkan Israel.

BY 4adminEdited Sun,08 Sep 2024,03:29 PM

Gaza, SPNA - Berdasarkan data yang dirilis Kantor Media Pemerintah Palestina di Jalur Gaza, pada Kamis (05/09/2024), bahwa mayoritas korban jiwa akibat perang genosida Israel di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.

Data tersebut mengungkapkan bahwa 69 persen korban adalah anak-anak dan perempuan. Jumlah anak-anak yang meninggal dunia mencapai 16.715 jiwa, sementara jumlah perempuan mencapai 11.308 jiwa.

Kantor Media Pemerintah Palestina menyoroti bahwa Israel telah melakukan sebanyak 3.556 pembantaian terhadap penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban jiwa secara keseluruhan telah mencapai 40.878, sementara lebih 10.000 lainnya masih dinyatakan hilang, baik masih tertimbun reruntuhan atau berada dalam tahanan Israel.

Pernyataan kantor media tersebut menambahkan bahwa hampir 1.000 pekerja medis dan pekerja pertahanan sipil telah dibunuh oleh pasukan Israel. Jumlah wartawan yang dibunuh Israel kini mencapai 172 orang. Selain itu, tujuh kuburan massal telah ditemukan di dalam rumah sakit di Jalur Gaza.

Israel telah membom lebih dari 170 tempat penampungan pengungsian. Sebanyak 200 gedung pemerintah serta 123 sekolah dan universitas telah dihancurkan Israel.

Sekitar 280.000 unit rumah telah menjadi target serangan, baik hacur sebagian atau dihancurkan total oleh tentara Israel, di mana Israel telah menjatuhkan lebih dari 80.000 ton bahan peledak telah ke Jalur Gaza.

Palestina menyebutkan bahwa sekitar dua juta penduduk Palestina di Jalur Gaza kini telah menjadi pengungsi di seluruh kawasan di Jalur Gaza dan lebih dari 30 orang telah mati kelaparan.

Sebelumnya, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyebutkan bahwa kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza masih sangat buruk, di mana terjadi penurunan 35 persen makanan matang yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

“Hal ini sebagian disebabkan oleh beberapa perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pasukan keamanan Israel, di mana sedikitnya 70 dapur umum terpaksa menghentikan penyediaan makanan siap saji atau pindah Lokasi,” kata Stephane Dujarric.

Ia juga mengatakan bahwa lebih dari satu juta penduduk Palestina di kawasan tengah dan selatan Jalur Gaza tidak menerima jatah makanan apa pun pada bulan Agustus.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Sementara itu, kejahatan Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 644 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 140 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

(T.FJ/S: The Cradle, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir