Tepi Barat, SPNA – Seorang aktivis kemanusian Turki-Amerika Serikat, Aysenur Ezgi Eygi, Jumat (06/09/2024), meninggal dunia ditembak oleh sniper Israel di Tepi Barat.
Seorang wanita Italia yang bersamanya ketika aktivis itu ditembak dan dibunuh oleh tentara Israel, telah menceritakan kepada Anadolu Agency apa yang disaksikannya selama serangan itu.
Mariam, yang hanya menyebutkan nama depannya, mengatakan mereka sedang berdiri di kebun zaitun dekat Evyatar, pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki, ketika tentara Israel melepaskan tembakan.
“Warga Palestina melaksanakan salat Jumat. Setelah salat, terjadi insiden antara warga Palestina dan tentara. Tentara Israel membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata dan peluru tajam. Kami mundur menuruni bukit ke sisi jalan, dan sekitar 200 meter [656 kaki] jauhnya, ada tentara Israel di atap rumah warga Palestina. Kami berdiri di sisi jalan di tengah kebun zaitun. Aysenur berada sedikit di belakang saya di bawah pohon zaitun,” kata Mariam kepada Anadolu dari rumah sakit Rafidia di Nablus.
“Kami terlihat jelas oleh tentara. Kami hanya berdiri di sana, tidak melakukan apa pun. Tiba-tiba, saya mendengar dua tembakan. Salah satunya mengenai benda logam. Kemudian teman-teman saya memanggil nama saya. Aysenur terbaring tak sadarkan diri di bawah pohon. Kami memanggil lebih banyak orang. Kami memasukkannya ke dalam ambulans. Kami menemaninya ke Pusat Kesehatan Beita dan dari sana, kami membawanya ke rumah sakit di Nablus. Mereka mencoba menyelamatkannya tetapi dia meninggal.”
Aysenur adalah salah satu aktivis yang menentang pencaplokan tanah warga Palestina oleh pemukim Israel. Dia meninggak dengan sebuah lubang peluru sniper di kepalanya. Saksi mata menyebutkan bahwa perempuan 26 tahun tersebut merupakan korban dari kesengajaan oleh militer Israel.
Pihak keluarga telah mengeluarkan pernyataan kecaman dan tuntutan pertanggung jawaban atas meninggalnya putri mereka.
“Dia adalah seorang aktivis hak asasi manusia yang sangat bersemangat. Kehadirannya dalam kehidupan kita dirampas secara kejam, melawan hukum, dan dengan kekerasan oleh militer Israel.” Demikian bunyi sebagian dari pernyataan dari pihka keluarga.
Kecaman juga datang dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dia menyebut pembunuhan tersebut sebagai tindakan biadab.
(T.HN/S: Aljazeera)